Proposal Skripsi: Pengaruh Cara Belajar
JUDUL: Pengaruh
Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan
Administrasi Perkantoran Pada Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi Di SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/2006
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa
pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama
yaitu:
“Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/
2003).
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian
yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai
dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU
RI No 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan
menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).
Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “ Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu”.
Pemberlakuan
kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya antisipatif untuk
mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat yang akan selalu berkembang.
Kesenjangan
antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan ketrampilan lulusan SMK
yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja, serta belum
sesuainya bidang keahlian mereka dengan bidang-bidang pekerjaan yang
dibutuhkan dunia kerja. Masalah tersebut menjadi sebab meningkatnya
jumlah lulusan SMK yang mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan
pekerjaan sesuai dengan ijasah kejuruannya.
Sejalan
dengan pemberlakuan kurikulum SMK edisi 2004 dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian adalah
masalah cara belajar siswa. Mengingat keberhasilan pencapaian tujuan
belajar tidak hanya semata-mata ditentukan faktor kurikulum melainkan
factor cara belajar yang juga sangat menentukan berhasil tidaknya
kegiatan pendidikan. Thabrany(1993) mengemukakan bahwa cara belajar
merupakan faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Hal
ini sangat penting mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja
terampil guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini agar tujuan tersebut
tercapai maka tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian
lulusan SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Cara
belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan
belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti
pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan
kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar [The Liang Gie
(1984)].
Masalah
cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena kualitas cara
belajar siswa SMK cukup memprihatinkan. Dari hasil pengamatan dan
wawancara peneliti kepada siswa SMK PGRI 2 Malang khususnya kelas 1
Jurusan Administrasi Perkantoran umumnya mereka kurang memiliki kemauan
bekerja keras untuk meraih keberhasilan/ prestasi belajar. Mereka
umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan
studi atau belajar secara rutin. Sukir (1995) mengemukan bahwa masih
cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti
belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar
sambil menontonTV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan
berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada
waktu menghadapi ujian saja.
Buruknya
cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil
belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2002)
mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab
masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih
prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai
tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar
yang baik.
Aspek
lain yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan cara belajara siswa
adalah karakteristik mata diklat yang dipelajari. Setiap mata diklat
memiliki sifat maupun ciri khusus yang berbeda dengan mata diklat
lainnya. Menurut Winkel (1996: 245) dilihat dari segi sasaran belajar
karakteristik mata diklat dibedakan menjadi 1) Menuntut kemampuan
pengetahuan, 2) Mengutamakan aspek sikap,
3) Mengutamakan aspek ketrampilan.
Dari hasil observasi awal di SMK PGRI 2 Malang saat penulis menjalani
Program Praktek Lapangan (PPL) diperoleh data bahwa sebagian siswa
mengalami kesulitan dalam menerima dan mempelajari materi pelajaran
Melakukan Prosedur Administrasi. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam
materi tersebut mungkin disebabkan oleh cara belajar yang kurang sesuai.
Dimana pada akhirnya masalah ini berdampak pada rendahnya prestasi
belajar siswa dilihat dari nilai Ulangan Harian siswa.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain
yang mempengaruhi antara lain motivasi dan minat belajar, lingkungan,
sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Jadi dalam penelitian ini
hanya meneliti tentang cara belajar siswa, sehubungan dengan masih
rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Pengaruh
Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Jurusan
Administrasi Perkantoran Pada Mata Diklat Melakukan Prosedur
Administrasi Di SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/2006”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
3. Adakah
pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
1. Mengetahui
tentang pola-pola cara belajar siswa kelas 1 dalam mempelajari mata
diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
3. Mengetahui
pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas 1
pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi di SMK PGRI 2 Malang.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut PPKI (2000: 12) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis diangggap paling mungkin dan
paling tinggi tingkat kebenarannya”. Sehubungan dengan permasalahan
penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya pengaruh cara belajar
terhadap prestasi belajar siswa
kelas
1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi SMK PGRI 2 Malang
Tahun Pelajaran 2005/2006 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha
: Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi
belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi
di SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Ho
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas 1 pada mata diklat Melakukan Prosedur
Administrasi di SMK PGRI 2 Malang Tahun Pelajaran 2005/ 2006.
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan statistik dengan data-data yang terkumpul.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas Negeri Malang.
Dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya hasil
penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang
prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara belajar yang dimiliki
siswa.
2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2
Dengan
mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai
masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar
serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar siswa
maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang diciptakan.
4. Bagi Siswa
Dengan
mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan
cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar
yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan
yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
F. Asumsi Penelitian
Menurut PPKI (2000: 13) “asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan
dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan dalam
melakukan penelitian”.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1. Perbedaan tingkat intelegensi dianggap tidak mempunyai pengaruh yang berarti.
2. Masing-masing siswa belajar menurut caranya sendiri.
3. Semua siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama dalam menerima pelajaran mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi.
4. Sekolah
telah melaksanakan evaluasi belajar secara benar sehingga nilai-nilai
hasil belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi
yang tercantum didalam buku raport semester gasal merupakan pencerminan
prestasi belajar siswa yang sesungguhnya.
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup ini meliputi cara belajar dan prestasi belajar mata diklat
Melakukan Prosedur Administrasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu
semua siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 2 Malang.
Penjabaran variabel, sub variabel dan indikator pada tabel 1.
2. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian di SMK PGRI 2 Malang ini peneliti hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja yaitu:
1. Penelitian
ini hanya menggunakan sampel siswa kelas 1 jurusan Administrasi
Perkantoran di SMK PGRI 2 Malang tahun pelajaran 2005/2006.
2. Prestasi
belajar siswa pada mata diklat Melakukan Prosedur Administrasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai raport semester gasal
2005/2006.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel (variabel bebas dan variabel terikat).
2. Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usahanya mencapai prestasi belajar yang diharapkannya. Pada
penelitian ini penulis membagi cara belajar menjadi 5 yaitu persiapan
belajar, cara mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar dan
cara mengikuti ujian.
3. Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
4. Prestasi
belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan
hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. Dalam hal
ini prestasi belajar siswa diukur berdasarkan nilai raport siswa kelas 1
jurusan Adminstrasi Perkantoran semester gasal tahun pelajaran 2005/
2006 dengan alasan data mudah didapat serta obyek yang akan diteliti
masih berada di sekolah tersebut sehingga dapat mengisis angket yang
disebarkan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Temuan Penelitian yang Relevan
Penelitian
ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Muhyono(2001) dalam penelitiannya yang
berjudul ” Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi
Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6
Malang Tahun Pelajaran 2000/ 2001” dan Kholifah (2003) dalam
penelitiaannya yang berjudul ” Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar
terhadap Prestasi Belajar siswa mata pelajaran Akuntansi di Madrasah
Aliyah Al-Azhar Pasuruan ”. Persamaan tersebut terdapat pada pengkajian
topik yang sama tentang cara belajar siswa terhadap prestasi belajar,
metode pengumpulan datanya dengan instrument angket dan dokumentasi ,
jenis penelitian ex post facto, dalam teknik analisis datanya
menggunakan analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya
terletak pada dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara
belajar tetapi juga minat dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi
penelitian, bidang studi, subyek serta hasil penelitian yang disesuaikan
dengan judul yang dibahas. Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan
penelitian ini dengan dua penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan dua penelitian yang relevan
Persamaan dan perbedaan
|
Muhyono
|
Kholifah
|
Penelitian ini
|
Topik Penelitian
|
Minat dan cara belajar tehadap prestasi belajar fisika
|
Cara dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Akuntansi
|
Cara Belajar terhadap prestasi belajar melakukan prosedur administrasi
|
Jenis penelitian
|
Ex post facto
|
Ex post facto
|
Ex post facto
|
Instrumen penelitian
|
Angket dan tes
|
Angket dan dokumentasi
|
Angket, dokumentasi dan wawancara
|
Teknik Analisis Data
|
Analisis Regresi
|
Prosentase dan regresi berganda
|
Deskriptif korelasional
|
Lokasi penelitian
|
SMU N 6 Malang
|
Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan
|
SMK PGRI 2 Malang
|
Bidang studi/ Mata Diklat
|
Fisika
|
Akuntansi
|
Melakukan Prosedur Administrasi
|
Subyek/ sampel
|
Siswa kelas 1 Cawu 2 Tapel 2000/2001
|
Siswa Madrasah Aliyah kelas 1, 2, dan 3
|
Siswa kelas 1 Jurusan Administrasi perkantoran Tapel 2005/2006 semester gasal
|
Tujuan Penelitian
|
Mengetahui hubungan minat dan cara belajar fisika terhadap prestasi belajar
|
Mengetahui pengaruh cara dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar
|
Mengetahui
pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat Melakukan
Prosedur Administrasi terhadap prestasi belajar
|
Hasil Penelitian
|
Sesuai dengan tujuan penelitian
|
Sesuai dengan tujuan penelitian
|
-
|
(Sumber: Peneliti, 2005)
B. Pengertian Belajar
Belajar
menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalah”Suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Skinner
dalam Dimyati(2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku pada
saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan
belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang
(siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah
laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
C. Cara belajar
1. Pengertian Cara Belajar
Cara
belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang
diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie (1987:48)
yang mengemukakan bahwa ”cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Hamalik (1983: 38) secara lebih
jelas mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya
kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian
dan sebagainya”.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar
siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi
belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha
belajar yang dilakukannya.
2. Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany (1994: 43) adalah:
(1) Persiapan belajar Siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiap
kan
terlebih dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan
akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh
keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa persiapan
yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabrany (1994:49) adalah:
a. Persiapan mental
Persiapan
mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah
siap. Menurut Gie (1987:58) “persiapan mental merupakan upaya
menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu dilakukan adalah:
- Memahami arti/ tujuan belajar
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Keuletan
- Minat terhadap pelajaran
b. Persiapan sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakan”sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”
1. Ruang Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) “ Ruang belajar mempunyai peranan yang
cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang”. Persyaratan yang
diperlukan untuk ruang belajar adalah: bebas dari gangguan, sirkulasi
dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai.
2. Perlengkapan belajar
Thabrany (1994:53) menjelaskan “ perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah:
a. Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b. Buku pelajaran
c. Buku catatan
d. Alat-alat tulis
(2) Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah
dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan adalah melakukan
persiapan-persiapan dengan mempelajari materi-materi yang akan dibahas
dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap afektif selama kegiatan
belajar sampai KBM berakhir. Menurut Hamalik (1983:50)
langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran yang baik adalah:
1. Persiapan,
yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya
diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan
pertanyaan tentang materi/ bahan pelajaran yang belum dipahami.
2. Aktivitas
selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama
mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan
pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
3. Memantapkan
hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan bahwa “untuk
memantapkan hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran”
(3) Aktivitas belajar mandiri
Bentuk
aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun
kegitan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan
belajar yang dilakukan secara berkelompok.
1. Aktivitas belajar sendiri
Yang
dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai
sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan
bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan
pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain sebagainya.
2. Aktivitas belajar kelompok
Adapun
yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain, mendiskusiakn
bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian
soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam
penguasaan bahan-bahan pelajaran.
(4) Pola belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan
belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah
siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan
menilai kegiatan belajarnya.
(5) Cara siswa mengikuti ujian
Agar
mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan harian maupun
ulangan semester sebagai modal utama adalah penguasaan materi-materi
pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam ulangan adalah:
a. Persiapan
menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi ulangan, dan
mempelajari/ mengauasai materi ulangan serta mempersiapkan perlengkapan
ulangan seperti alat-alat tulis.
b. Saat
ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal, tenang,
mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai.
c. Setelah
ulangan selesai; Hamalik (1983: 62) mengemukakan “yang perlu dilakukan
setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang
dibuat dalam ulangan”.
D. Prestasi Belajar
Menurut
Djalal (1986: 4) bahwa “prestasi belajar siswa adalah gambaran
kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa
dalam mencapai tujuan pengajaran ”. Sedangkan menurut Kamus bahasa
Indonesia Millenium (2002: 444)”prestasi belajar adalah hasil yang
telah dicapai atau dikerjakan”. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994:
45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan
tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari
sesuatu.
Berdasarkan
pengertian diatas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah
hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa
berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar.
Prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar
yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan
berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. “Pengukuran adalah
proses penentuan luas/ kuantitas sesuatu” (Nurkancana, 1986: 2). Dalam
kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas,
pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/ dijawab. Hasil
pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan
informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang
diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap
keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak
hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Prestasi belajar
menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu ”kognitif, afektif dan
psikomotorik”. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif
yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Prestasi
belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai-nilai
dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai
digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah
yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh
siswa.
Prestasi
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh siswa kelas 1 Jurusan Administrasi Perkantoran SMK
PGRI 2 Malang melalui nilai raport semester gasal tahun ajaran 2005/2006
mata diklat melakukan prosedur administrasi.
E. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar
dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh banyak
sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Suryabrata(2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
(1)
Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap
dan perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
(2)
Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu: 1). Keadaan tonus jasmani
pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan
jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang
kurang segar, 2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
(1)
Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran,
disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
(2) Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.
(3) Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan lingkungan.
F. Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi dalam Kurikulum SMK Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Dalam KBK SMK 2004 mata diklat melakukan prosedur administrasi merupakan mata diklat produktif .
1. Pengertian Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Melakukan
prosedur administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan surat
menyurat atau korespodensi di dalam dunia kerja. Surat menyurat memegang
peranan yang penting di dalam dunia kerja sehingga surat harus
ditangani secara khusus dan profesional dan oleh orang yang betul-
betul mampu menangani secara baik dan terorganisir.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Fungsi
Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi adalah mengembangkan
kemampuan siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik tentang
kegiatan korespodensi yang sangat penting dikuasai oleh lulusan SMK
dalam dunia kerja juga kehidupan sehari-hari.
3. Ruang Lingkup Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi
Sub Kompetensi
|
Lingkup Belajar
|
1. Proses dokumen-dokumen kantor
2. Dasar Surat Menyurat
3. Mengurus/ menjaga sistem dokumen
|
a. Tata persuratan
b. Tata naskah/ dokumen kantor
a. Bahasa Surat Bisnis
b. Bahasa Surat Dinas
a. Macam-macam dokumen-dokumen kantor
b. Referensi dan sistem indeks
c. Sistem penomoran surat
|
(Sumber: KBK SMK 2004)
4. Sistem Evaluasi Hasil Belajar
Menurut
Ralph Tyler (dalam Arikunto, 2002: 3)”evaluasi merupakan sebuah
prosentase pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa,
dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai”. Menurut Dimyati
(2002:200) yang dimaksud dengan evaluasi hasil belajar adalah “proses
untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau
penguluran hasil belajar”. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil
belajar kita dapat ketahui bahwa tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai
berupa huruf atau kata atau simbol. Menurut Dimyati (2002:200) “hasil
dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan
ditujukan untuk keperluan berikut ini: a) Untuk diagnostik dan
pengembangan,
b) Untuk seleksi, c) Untuk kenaikan kelas, d) Untuk penempatan” .
Sistem evaluasi hasil belajar yang digunakan di SMK PGRI 2
Malang yaitu menggunakan tes formatif dan tes sumatif. Menurut Arikunto
(2002:47-48) tes sumatif adalah “tes yang memberikan tanda kepada siswa
bahwa mereka telah mengikuti program dan untuk menentukan posisi
kemampuan siswa dibandingkan dengan kawan atau kelompoknya, maka tidak
diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai”.
Sedangkan tes formatif adalah “penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar mengajar(PBM) untuk melihat tingkat keberhasilan PBM itu
sendiri”
G. Pengaruh Cara belajar Terhadap Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi
belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka
mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya
usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau
cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh
siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi
oleh cara belajar yang baik pula.Sedangkan Slameto (2003: 73)
berpendapat bahwa”Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak
mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara
belajar yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar
yang baik maka kan baik pula prestasinya.
Pendapat
lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983: 1) yang mengemukakan “cara
dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil yang memuaskan,
sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil yang kurang
memuaskan”.
Dengan
memiliki cara belajar yang baik nanti akan terasa bahwa setiap usaha
belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan, ilmu yang
dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan dengan
berhasil. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa Ada Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
“Rancangan
penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitiannya” (Kerlinger, 1990: 483). Berdasarkan
permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian ini
menggunakan penelitian Ex-Post Facto atau pengukuran sesudah kejadian
dan deskriptif korelasional.
Metode ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan
ada tidaknya pengaruh antara cara belajar terhadap prestasi belajar
melakukan prosedur administrasi siswa kelas 1 jurusan ADP SMK PGRI 2
Malang. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini
karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang
diteliti dan bersifat korelasi karena penelitian ini bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan
serta berarti atau tidaknya hubungan itu.(Arikunto, 1993: 215). Pada
penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara
cara belajar terhadap prestasi belajar mata diklat melakukan prosedur
administrasi siswa kelas 1 Jurusan ADP SMK PGRI 2 Malang. Variabel dalam
penelitian ini adalah cara belajar sebagai variabel bebas (X) terhadap
prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y), hubungan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Cara Belajar (X) -----> Prestasi Belajar (Y)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
B. Populasi dan Sampel
Arikunto
(1998: 115) berpendapat “ Populasi merupakan subyek penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiyono (1997: 57) menjelaskan populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan
pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 jurusan Administrasi
Perkantoran SMK PGRI 2 Malang semester gasal tahun pelajaran 2005/ 2006
yang berjumlah 88 orang.
Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Agar sampel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu
adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Arikunto (1998:112) menyatakan bahwa:
Untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih”tergantung setidak-tidaknya dari
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah population sampling yang
teknik pelaksanaanya dilakukan dengan mengambil semua sampel yang ada
di dalam populasi, karena jumlah sampel/subyek penelitian yang tidak
mencapai 100 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah populasi dari
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Rincian jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini
No.
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
1.
|
1 ADP I
|
44
|
2.
|
1 ADP II
|
44
|
|
Jumlah
|
88
|
Sumber: SMK PGRI 2 Malang
C. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam
pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
2. Uji coba instrumen
Sebelum
instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen
tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMK PGRI 2 Malang yang akan
dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang
berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada
responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika
butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi
instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan
menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut
Arikunto (2002:169) menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap
butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis
butir soal dengan rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria
butir soal yang valid adalah jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika rxy r tabel.
Arikunto
(2002:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sehingga
alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah
dapat dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga”. Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan
prestasi belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas
|
Klasifikasi
|
0,9 < rh 1
0,7 < rh 0,9
0,4 < rh 0,7
0,2 < rh 0,4
0,0 < rh 0,2
|
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
|
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Penggalian data
Mendapatkan data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan data
yaitu indikator ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang kemudian
dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai dengan variabelnya.
Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option dalam
angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan oleh
Arikunto (2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data
penelitian yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif
(berupa angka-angka yaitu dengan cara memberi skor).
2. Teknik pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket
tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala likert,
dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan
ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah
jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif
jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:
1. Jawaban A diberi skor 5
2. Jawaban B diberi skor 4
3. Jawaban C diberi skor 3
4. Jawaban D diberi skor 2
5. Jawaban E diberi skor 1
Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering, sering, jarang, sangat jarang, tidak pernah.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Sugiyono
(1997: 96) menyatakan “metode ini digunakan bila responden jumlahnya
besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang
sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai
cara belajar siswa berupa pertanyaan dalam pilihan ganda kepada siswa
kelas 1 SMK PGRI 2 Jurusan Administrasi Perkantoran.
2. Metode Dokumentasi
Arikunto
(2002: 135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
peraturan-peraturan, dengan catatan harian, serta dokumen. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, gambaran umum SMK
PGRI 2 Malang, data prestasi belajar nilai semester gasal tahun ajaran
2005/2006 mata diklat melakukan prosedur administrasi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Persipan
mengisi angket, dengan memberikat angket kebiasaan belajar kepada
responden untuk diisi secara lengkap dan tidak lupa dengan mengisi
identitas responden tersebut seperti: nama dan kelas.
b. Setelah
pengisian angket kemudian pengumpulan data prestasi belajar dengan
melihat nilai raport mata diklat melakukan prosedur administrasi di SMK
PGRI 2 Malang.
c. Instrumen
siap untuk diolah, dimana pengambilan data tersebut akan dibantu oleh
pihak sekolah SMK PGRI 2 Malang. Proses pengumpulan data dilakukan dalam
dua tahap yaitu tahap pertama dengan pengumpulan data tentang cara
belajar siswa dan tahap kedua dengan pengumpulan data tentang prestasi
belajar siswa.
E. Teknik Analisis Data
Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis
data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan
penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu maka
diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1)
Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena
penelitian ini bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang variabel
bebas dan variabel terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22) langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:
Data terbesar – data terkecil
Panjang kelas interval = ---------------------------------------
Jumlah kelas
b.
Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan
skor masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar yang
diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang
dan untuk prestasi belajar diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat
baik, baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai berikut:
P = F x 100%
N
keterangan: F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana
dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan Regresi Linier
seperti yang disebutkan oleh Sudjana (1996:312) sebagai berikut:
Y = a + bx
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya dinamakan regresi y atas x.
Adapun perhitungan analisis regresi seperti yang tersebut diatas, peneliti menganalisisnya dengan bantuan SPSS 10.0 For Windows.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian Adminstrasi Perkantoran. Jakarta; Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Dikdasmen.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang
Hadi, S. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O. 1994. Metode Belajar dan kesulitan-Kesulitan Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Kerlinger, Fred N. 1990. Aspek-aspek Penelitian Behavioral. Terjemahan oleh Landeng R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kholifah. 2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadapPrestasi Belajar Akuntansi Siswa Madrasah Aliyah Al- Azhar Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FE Universitas Negeri Malang.
Martin, A, dan Bhaskara. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Millenium. Surabaya: Penerbit Karina.
Muhyono. 2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri 6 Malang Tapel 2000/2001. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Soeryabrata, S, Drs. 1989. Proses belajar Mengajar di Pergururan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa Rajawali.
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Yogyakarta: BPFE-VII
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Thabrany, H. 1994. Rahasia Kunci Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
The Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.
Tim Tetap Penulis Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, (Online), (http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003-Sistem Pendidikan Nasional, html, diakses 18 April 2005)