1. Tabrakan Antar Galaksi
Ternyata galaksi pun dapat saling “memakan” satu sama lain. Yang lebih mengejutkan adalah galaksi Andromeda sedang bergerak mendekati galaksi Bima Sakti kita. Gambar di atas merupakan simulasi tabrakan Andromeda dan galaksi kita , yang akan terjadi dalam waktu sekitar 3 milyar tahun.
Credit: F. Summers/C. Mihos/L. Hemquist
2. Quasar
Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273, yang dipotret pada 1979.
Credit: NASA-MSFC
3. Materi Gelap (Dark Matter)
Para ilmuwan berpendapat bahwa materi gelap (dark matter) merupakan penyusun terbesar alam semesta, namun tidak dapat dilihat dan dideteksi secara langsung oleh teknologi saat ini. Kandidatnya bervariasi mulai dari neotrino berat hingga invisible black hole. Jika dark matter benar-benar ada, kita masih harus membutuhkan pengetahuan yang lebih baik tentang gravitasi untuk menjelaskan fenomena ini.
Credit: Andrey Kravtsov
4. Gelombang Gravitasi (Gravity Waves)
Gelombang gravitasi merupakan distorsi struktur ruang-waktu yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein. Gelombangnya menjalar dalam kecepatan cahaya, tetapi cukup lemah sehingga para ilmuwan berharap dapat mendeteksinya hanya melalui kejadian kosmik kolosal, seperti bersatunya dua black hole seperti pada gambar di atas. LIGO dan LISA merupakan dua detektor yang didesain untuk mengamati gelombang yang sukar dipahami ini.
Credit: Henze/NASA
5. Energi Vakum
Fisika Kuantum menjelaskan kepada kita bahwa kebalikan dari penampakan, ruang kosong adalah gelembung buatan dari partikel subatomik “virtual” yang secara konstan diciptakan dan dihancurkan. Partikel-partikel yang menempati tiap sentimeter kubik ruang angkasa dengan energi tertentu, berdasarkan teori relativitas umum, memproduksi gaya antigravitasi yang membuat ruang angkasa semakin mengembang. Sampai sekarang tidak ada yang benar-benar tahu penyebab ekspansi alam semesta.
Credit: NASA-JSC-ES&IA
6. Mini Black Hole
Jika teori gravitasi “braneworld” yang baru dan radikal terbukti benar, maka ribuan mini black holes tersebar di tata surya kita, masing-masing berukuran sebesar inti atomik. Tidak seperti black hole pada umumnya, mini black hole ini merupakan sisa peninggalan Big Bang dan mempengaruhi ruang dan waktu dengan cara yang berbeda.
Credit: NASA-MSFC
7. Neutrino
Neutrino merupakan partikel elementer yang tak bermassa dan tak bermuatan
yang dapat menembus permukaan logam. Beberapa neutrino sedang menembus tubuhmu saat membaca tulisan ini. Partikel “phantom” ini diproduksi di dalam inti bintang dan ledakan supernova. Detektor diletakkan di bawah permukaan bumi, di bawah permukaan laut, atau ke dalam bongkahan besar es sebagai bagian dari IceCube, sebuah proyek khusus untuk mendeteksi keberadaan neutrino.
Credit: Jeff Miller/NSF/U. of Wisconsin-Madison
8. Ekstrasolar Planet (Exoplanet)
Hingga awal 1990an, kita hanya mengenal planet di tatasurya kita sendiri. Namun, saat ini astronom telah mengidentifikasi lebih dari 200 ekstrasolar planet yang berada di luar tata surya kita. Pencarian bumi kedua tampaknya belum berhasil hingga kini. Para astronom umumnya percaya bahwa dibutuhkan teknologi yang lebih baik untuk menemukan beberapa dunia seperti di bumi.
Credit: ESO
9. Radiasi Kosmik Latarbelakang
Radiasi ini disebut juga Cosmic Microwave Background (CMB) yang merupakan sisa radiasi yang terjadi saat Big Bang melahirkan alam semesta. Pertama kali dideteksi pada dekade 1960 sebagai noise radio yang nampak tersebar di seluruh penjuru alam semesta. CBM dianggap sebagai bukti terpenting dari kebenaran teori Big Bang. Pengukuran yang akurat oleh proyek WMAP menunjukkan bahwa temperatur CMB adalah -455 derajat Fahrenheit (-270 Celsius).
Credit: NASA/WMAP Science Team
10. Antimateri
Seperti sisi jahat Superman, Bizzaro, partikel (materi normal) juga mempunyai versi yang berlawanan dengan dirinya sendiri yang disebut antimateri. Sebagai contoh, sebuah elektron memiliki muatan negatif, namun antimaterinya positron memiliki muatan positif. Materi dan antimateri akan saling membinasakan ketika mereka bertabrakan dan massa mereka akan dikonversi ke dalam energi melalui persamaan Einstein E=mc2. Beberapa desain pesawat luar angkasa menggabungkan mesin antimateri.
Credit: Penn State U. /NASA-MSFC
Lakukan semua dengan sepenuh sepenuh hati, maka apa yang kamu inginkan pasti kamu dapatkan.
Mempelajari Cinta
"Kemana saja Hitman System, kok gak pernah update artikel lagi?" saya yakin banyak yang bertanya begitu. Dua bulan terakhir ini kami lebih aktif di Twitter. Jadi kalau Anda belum memiliki akun Twitter, segera sign-up dan follow @hitmansystem untuk tips dan tanya jawab LANGSUNG dengan saya dan instruktur lainnya SETIAP HARI!
Hitman System hampir tidak pernah bicara tentang cinta, tapi dengan banyaknya pertanyaan pertanyaan seputar cinta, maka rasanya perlu untuk membahas mengenai hal ini. Jadi untuk kali ini, saya akan sedikit membahas tentang cinta. Satu kata yang didambakan oleh semua orang di dunia ini.
Kebanyakan orang memiliki pendapat bahwa cinta itu sesuatu yang alami dan tidak bisa dipelajari. Ini adalah sebuah prinsip kuno yang sudah usang. Memang betul, perasaan dan emosi yang timbul ketika tertarik dengan lawan jenis adalah sebuah proses yang alamiah, tapi proses itupun sudah bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sekedar tertarik saja TIDAK CUKUP! Hanya karena Anda merasa deg-degan ketika melihat wanita yang menjadi minat Anda, bukan berarti PROSES untuk mendapatkannya akan terjadi begitu saja. Untuk bisa membuatnya jatuh cinta dan menjadi kekasih Anda, jelas membutuhkan keahlian yang spesifik! Untuk memulai dan menjalin hubungan cinta diperlukan bukan hanya perasaan saja, tapi juga mencakup begitu banyak hal: penampilan, komunikasi, bahasa tubuh, psikologi, pergaulan sosial, dan sebagainya. Hal-hal tersebut jelas merupakan keahlian yang bisa dipelajari, bahkan beberapa bidang, seperti psikologi, bisa dipelajari secara akademis. Jadi, apakah cinta bisa dipelajari? Ya!
Justru akibat pola pikir ‘cinta itu alami dan terjadi begitu saja’ yang menyebabkan banyak sekali orang yang terjebak dalam permasalahan cinta dan hubungan yang pelik tanpa mengerti cara menemukan solusinya. Hal ini bisa Anda ukur secara sederhana dari data statistik perceraian yang makin tinggi setiap tahunnya. Begitu banyak orang mengalami penderitaan dan kekecewaan, semuanya atas nama cinta.
Karena itu, MEMPELAJARI cinta dan semua aspeknya dengan baik sangat KRUSIAL untuk menciptakan hubungan cinta yang lebih sehat, ideal, dan menyenangkan bagi kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya.
Antara Cinta dan Romansa
Untuk memudahkan penjelasan, mari kita mendefinisikan cinta dan romansa secara sederhana. Cinta adalah PERASAAN yang timbul di hati, sebuah proses psikologis yang melibatkan emosi pribadi, sifatnya personal dan tidak melibatkan orang lain. Kata kucinya adalah: PERASAAN DAN EMOSI PRIBADI. Sedangkan romansa adalah PROSES interaksi sosial antara dua insan yang saling tertarik satu sama lain. Baik ketika masih PDKT, ataupun ketika sudah menjadi sepasang kekasih. Kata kuncinya adalah: INTERAKSI SOSIAL. Tidak ada interaksi, maka TIDAK BISA disebut romansa. Ngeliatin wanita dari jauh sambil ngarep, itu BUKAN romansa, apalagi cinta.
Dari definisi sederhana di atas, kita bisa melihat bahwa cinta tidak harus ada dalam sebuah hubungan romansa. Lex pernah menjelaskan tentang hal ini dengan cukup jelas pada entri blog Butir-Butir Cinta, silakan baca untuk mengerti lebih jelas.
Jadi Apa Itu Cinta?
Bayangkan skenario berikut ini: Anda sangat menyukai motor balap dan bermimpi untuk membelinya suatu saat. Jadi Anda mulai menabung, bahkan sampai sering lembur larut malam demi mendapatkan penghasilan lebih. Setelah cukup lama menabung akhirnya Anda bisa membeli motor balap yang Anda idam-idamkan.
Bayangkan perasaan Anda ketika mengendarai motor tersebut pulang ke rumah, bahagia bukan main! Anda merawat motor tersebut dengan sangat baik, mencucinya dengan hati-hati, rutin ke bengkel, tidak mengijinkan siapapun untuk mengendarainya, dan sangat emosional bila motor tersebut lecet atau menabrak sesuatu. Anda MENCINTAI motor Anda.
Satu hal yang harus disadari, Anda TIDAK MUNGKIN mencintai motor Anda sedemikian rupa apabila Anda BELUM memilikinya. Anda mencintai motor tersebut karena Anda telah menginvestasikan begitu banyak hal: waktu, tenaga, dan uang. Semua investasi tersebut hanya bisa dilakukan setelah Anda membeli dan MEMILIKI motor itu. Anda TIDAK MUNGKIN mencintai dan merawat motor yang masih berada di showroom! Kalau Anda hanya bisa melihat dari balik etalase dan berkhayal untuk memiliki motor tersebut, itu bukan cinta. Itu NGAREP!
Coba ganti skenario motor balap ini dengan wanita. Prinsipnya sama saja. Semakin besar investasi Anda pada suatu hal, semakin Anda mencintai hal tersebut.
Mungkin Anda protes, “Kok orang disamakan dengan motor?” Baik itu orang, motor, atau apapun, proses psikologis yang terjadi adalah sama. Anda ngidam makan es krim Magnum atau Anda ngebet ingin pacaran dengan seorang wanita, proses yang terjadi di otak Anda adalah SAMA! Keinginan adalah keinginan, apapun obyeknya. Begitupula dengan cinta.
Cinta Adalah Hasil, Bukan Penyebab
Anda mencintai wanita yang SUDAH menjadi kekasih Anda, bukan karena Anda mencintai dirinya lalu menjadikannya kekasih Anda. Dalam tahap PDKT, proses yang terjadi hanyalah ketertarikan fisik dan interaksi sosial. Sama sekali tidak ada unsur cinta di dalamnya, karena dia belum jadi milik Anda. Ketika Anda dan dia sudah SALING MEMILIKI dalam sebuah hubungan yang serius, akan ada banyak investasi yang Anda berikan untuk hubungan tersebut. Investasi waktu, tenaga, perasaan, emosi, dan uang. Di situlah cinta TUMBUH.
Kalimat 'cinta tidak harus memiliki' itu sebuah penghiburan diri belaka bagi orang-orang yang ngarep dan hanya mampu berharap untuk memiliki. Bukan berarti cinta itu HARUS memiliki, tapi cinta ada KARENA memiliki.
Mungkin Anda bertanya, "Lalu bagaimana dengan yang putus cinta? Apakah masih ada cinta di antara mereka?" Ya, masih. Karena mereka pernah saling memiliki. Setidaknya, ketika putus cinta, Anda masih memiliki KENANGAN akan cinta. Malah biasanya, orang yang mengalami putus cinta sebenarnya MENCINTAI KENANGAN tersebut, bukan sang mantan.
Penting bagi Anda untuk menyadari bahwa Anda hanya bisa mencintai sesuatu yang SUDAH ANDA MILIKI. Dalam konteks romansa, jelas maksudnya adalah Anda dan dia sudah menjadi sepasang kekasih dan MEMILIKI hubungan. Anda tidak perlu membuang-buang terlalu banyak investasi waktu, tenaga, emosi, dan uang untuk seorang wanita yang masih berstatus gebetan.
Tidak usah mengatakan cinta pada wanita yang masih gebetan dan belum menjadi kekasih Anda. Karena itu akan sangat membebani Anda dan dirinya. Silakan bicara cinta kalau Anda sudah jadian. Bila hubungan itu ibarat pohon, maka pria adalah matahari yang menyinari dan wanita adalah air yang menyirami, dan cinta adalah buah manis yang dihasilkan pohon tersebut.
Tiga Fase Romansa
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa sebenarnya ada TIGA FASE dalam romansa. Setiap fase memiliki aturan, pola, dan cara berinteraksi yang berbeda:
Banyak orang mengalami kegagalan dan kekecewaan karena TIDAK MENYADARI adanya ketiga fase di atas. Ini mengakibatkan Anda melakukan hal-hal yang sebenarnya baik, tapi tidak sesuai pada TEPAT dan WAKTUNYA, membuat strategi Anda jadi meleset dan tidak efektif.
Contoh: kebanyakan pria biasa menghabiskan banyak uang dan waktu untuk PDKT, padahal dalam tahap pre-relationship sang wanita belum layak untuk menerima segitu banyak investasi dari Anda. Nanti kalau dia sudah menjadi kekasih Anda, maka silakan memanjakannya sesuka Anda, karena toh dia sudah jadi milik Anda.
Hitman System hampir tidak pernah bicara tentang cinta, tapi dengan banyaknya pertanyaan pertanyaan seputar cinta, maka rasanya perlu untuk membahas mengenai hal ini. Jadi untuk kali ini, saya akan sedikit membahas tentang cinta. Satu kata yang didambakan oleh semua orang di dunia ini.
Kebanyakan orang memiliki pendapat bahwa cinta itu sesuatu yang alami dan tidak bisa dipelajari. Ini adalah sebuah prinsip kuno yang sudah usang. Memang betul, perasaan dan emosi yang timbul ketika tertarik dengan lawan jenis adalah sebuah proses yang alamiah, tapi proses itupun sudah bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sekedar tertarik saja TIDAK CUKUP! Hanya karena Anda merasa deg-degan ketika melihat wanita yang menjadi minat Anda, bukan berarti PROSES untuk mendapatkannya akan terjadi begitu saja. Untuk bisa membuatnya jatuh cinta dan menjadi kekasih Anda, jelas membutuhkan keahlian yang spesifik! Untuk memulai dan menjalin hubungan cinta diperlukan bukan hanya perasaan saja, tapi juga mencakup begitu banyak hal: penampilan, komunikasi, bahasa tubuh, psikologi, pergaulan sosial, dan sebagainya. Hal-hal tersebut jelas merupakan keahlian yang bisa dipelajari, bahkan beberapa bidang, seperti psikologi, bisa dipelajari secara akademis. Jadi, apakah cinta bisa dipelajari? Ya!
Justru akibat pola pikir ‘cinta itu alami dan terjadi begitu saja’ yang menyebabkan banyak sekali orang yang terjebak dalam permasalahan cinta dan hubungan yang pelik tanpa mengerti cara menemukan solusinya. Hal ini bisa Anda ukur secara sederhana dari data statistik perceraian yang makin tinggi setiap tahunnya. Begitu banyak orang mengalami penderitaan dan kekecewaan, semuanya atas nama cinta.
Karena itu, MEMPELAJARI cinta dan semua aspeknya dengan baik sangat KRUSIAL untuk menciptakan hubungan cinta yang lebih sehat, ideal, dan menyenangkan bagi kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya.
Antara Cinta dan Romansa
Untuk memudahkan penjelasan, mari kita mendefinisikan cinta dan romansa secara sederhana. Cinta adalah PERASAAN yang timbul di hati, sebuah proses psikologis yang melibatkan emosi pribadi, sifatnya personal dan tidak melibatkan orang lain. Kata kucinya adalah: PERASAAN DAN EMOSI PRIBADI. Sedangkan romansa adalah PROSES interaksi sosial antara dua insan yang saling tertarik satu sama lain. Baik ketika masih PDKT, ataupun ketika sudah menjadi sepasang kekasih. Kata kuncinya adalah: INTERAKSI SOSIAL. Tidak ada interaksi, maka TIDAK BISA disebut romansa. Ngeliatin wanita dari jauh sambil ngarep, itu BUKAN romansa, apalagi cinta.
Dari definisi sederhana di atas, kita bisa melihat bahwa cinta tidak harus ada dalam sebuah hubungan romansa. Lex pernah menjelaskan tentang hal ini dengan cukup jelas pada entri blog Butir-Butir Cinta, silakan baca untuk mengerti lebih jelas.
Jadi Apa Itu Cinta?
Bayangkan skenario berikut ini: Anda sangat menyukai motor balap dan bermimpi untuk membelinya suatu saat. Jadi Anda mulai menabung, bahkan sampai sering lembur larut malam demi mendapatkan penghasilan lebih. Setelah cukup lama menabung akhirnya Anda bisa membeli motor balap yang Anda idam-idamkan.
Bayangkan perasaan Anda ketika mengendarai motor tersebut pulang ke rumah, bahagia bukan main! Anda merawat motor tersebut dengan sangat baik, mencucinya dengan hati-hati, rutin ke bengkel, tidak mengijinkan siapapun untuk mengendarainya, dan sangat emosional bila motor tersebut lecet atau menabrak sesuatu. Anda MENCINTAI motor Anda.
Satu hal yang harus disadari, Anda TIDAK MUNGKIN mencintai motor Anda sedemikian rupa apabila Anda BELUM memilikinya. Anda mencintai motor tersebut karena Anda telah menginvestasikan begitu banyak hal: waktu, tenaga, dan uang. Semua investasi tersebut hanya bisa dilakukan setelah Anda membeli dan MEMILIKI motor itu. Anda TIDAK MUNGKIN mencintai dan merawat motor yang masih berada di showroom! Kalau Anda hanya bisa melihat dari balik etalase dan berkhayal untuk memiliki motor tersebut, itu bukan cinta. Itu NGAREP!
Coba ganti skenario motor balap ini dengan wanita. Prinsipnya sama saja. Semakin besar investasi Anda pada suatu hal, semakin Anda mencintai hal tersebut.
Mungkin Anda protes, “Kok orang disamakan dengan motor?” Baik itu orang, motor, atau apapun, proses psikologis yang terjadi adalah sama. Anda ngidam makan es krim Magnum atau Anda ngebet ingin pacaran dengan seorang wanita, proses yang terjadi di otak Anda adalah SAMA! Keinginan adalah keinginan, apapun obyeknya. Begitupula dengan cinta.
Cinta Adalah Hasil, Bukan Penyebab
Anda mencintai wanita yang SUDAH menjadi kekasih Anda, bukan karena Anda mencintai dirinya lalu menjadikannya kekasih Anda. Dalam tahap PDKT, proses yang terjadi hanyalah ketertarikan fisik dan interaksi sosial. Sama sekali tidak ada unsur cinta di dalamnya, karena dia belum jadi milik Anda. Ketika Anda dan dia sudah SALING MEMILIKI dalam sebuah hubungan yang serius, akan ada banyak investasi yang Anda berikan untuk hubungan tersebut. Investasi waktu, tenaga, perasaan, emosi, dan uang. Di situlah cinta TUMBUH.
Kalimat 'cinta tidak harus memiliki' itu sebuah penghiburan diri belaka bagi orang-orang yang ngarep dan hanya mampu berharap untuk memiliki. Bukan berarti cinta itu HARUS memiliki, tapi cinta ada KARENA memiliki.
Mungkin Anda bertanya, "Lalu bagaimana dengan yang putus cinta? Apakah masih ada cinta di antara mereka?" Ya, masih. Karena mereka pernah saling memiliki. Setidaknya, ketika putus cinta, Anda masih memiliki KENANGAN akan cinta. Malah biasanya, orang yang mengalami putus cinta sebenarnya MENCINTAI KENANGAN tersebut, bukan sang mantan.
Penting bagi Anda untuk menyadari bahwa Anda hanya bisa mencintai sesuatu yang SUDAH ANDA MILIKI. Dalam konteks romansa, jelas maksudnya adalah Anda dan dia sudah menjadi sepasang kekasih dan MEMILIKI hubungan. Anda tidak perlu membuang-buang terlalu banyak investasi waktu, tenaga, emosi, dan uang untuk seorang wanita yang masih berstatus gebetan.
Tidak usah mengatakan cinta pada wanita yang masih gebetan dan belum menjadi kekasih Anda. Karena itu akan sangat membebani Anda dan dirinya. Silakan bicara cinta kalau Anda sudah jadian. Bila hubungan itu ibarat pohon, maka pria adalah matahari yang menyinari dan wanita adalah air yang menyirami, dan cinta adalah buah manis yang dihasilkan pohon tersebut.
Tiga Fase Romansa
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa sebenarnya ada TIGA FASE dalam romansa. Setiap fase memiliki aturan, pola, dan cara berinteraksi yang berbeda:
- PRE-RELATIONSHIP: Fase pendekatan (PDKT). Di fase ini unsur cinta sama sekali tidak memegang peranan karena hubungan antara kedua pihak masih belum terbentuk jelas. Pada fase ini yang ada hanyalah daya tarik fisik, komunikasi sosial, dan saling menjajaki kemungkinan. Terlalu cepat kalau Anda berbicara soal cinta di fase ini, karena segala sesuatunya masih belum pasti. Dengan membawa cinta ke dalam fase ini, Anda mengambil resiko yang cukup besar. Analogi bisnisnya, PDKT adalah masa promosi untuk menarik pembeli. Bisa deal, bisa tidak.
- IN-RELATIONSHIP: Fase hubungan serius/pacaran. Pada fase ini unsur cinta memegang peranan penting. Cara Anda berinteraksi dengan kekasih Anda pun akan berbeda dibanding fase PDKT. Ini adalah fase saling mengenal kepribadian masing-masing secara mendalam, terlebih lagi ditambah dengan konflik-konflik yang akan muncul. Silakan berbicara mengenai cinta, pengorbanan, ketulusan, dan sebagainya, kalau Anda sudah berada di dalam fase ini. Analogi bisnisnya, setelah menjadi pembeli maka baru Anda memberikan pelayanan yang maksimal bagi kostumer Anda.
- POST-RELATIONSHIP: Fase putus cinta. Bagi Anda yang sudah pernah mengalami fase ini pasti mengerti, bahwa setelah putus cinta masih akan ada begitu banyak konflik yang muncul. Konflik dengan diri sendiri maupun konflik dengan mantan kekasih Anda. Fase ini berfokus pada mengendalikan diri, emosi dan meminimalisir konsekuensi kerusakan yang mungkin terjadi dalam hidup Anda serta mempersiapkan diri untuk mendapatkan cinta kembali dengan kekasih baru. Analogi bisnisnya, bila kostumer Anda tidak lagi berminat membeli produk Anda, maka harus dilakukan evaluasi agar jangan sampai hal tersebut terulang lagi di masa depan.
Banyak orang mengalami kegagalan dan kekecewaan karena TIDAK MENYADARI adanya ketiga fase di atas. Ini mengakibatkan Anda melakukan hal-hal yang sebenarnya baik, tapi tidak sesuai pada TEPAT dan WAKTUNYA, membuat strategi Anda jadi meleset dan tidak efektif.
Contoh: kebanyakan pria biasa menghabiskan banyak uang dan waktu untuk PDKT, padahal dalam tahap pre-relationship sang wanita belum layak untuk menerima segitu banyak investasi dari Anda. Nanti kalau dia sudah menjadi kekasih Anda, maka silakan memanjakannya sesuka Anda, karena toh dia sudah jadi milik Anda.
Mengungkap Arti Gentelmen Sebenarnya
Beberapa hari yang lalu saya menemukan seorang blogger yang menulis demikian,
“Saya sih selalu merasa tersanjung dan respect sama pria-pria gentle yang masih memperlakukan wanita with certain manner. Yang namanya pria gentle, dia akan bersikap gentleman kepada semua wanita. Saya sendiri nggak tau kenapa saya selalu punya penghargaan yang lebih sama pria-pria gentle. Untuk saya pribadi sih, di jaman yang serba sibuk ini, ketika orang udah mulai nggak peduli sama urusan orang lain, I’ll consider such a gentle treatment as a cute and sweet little thing.”
Lalu saya juga jadi ingat sebuah jokes yang sering beredar di internet, berbunyi seperti ini:
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Dua contoh kutipan di atas hanya seperempat ons dari ratusan ribu kwintal nasihat percintaan yang mengagung-agungkan sebuah karakteristik yang kita kenal dengan istilah Gentleman. Begitu semaraknya pandangan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk mendengar ‘sikap seorang gentleman’ disebutkan sebagai kunci sukses dalam kehidupan cinta dari sejumlah publik figur, baik dalam maupun luar negeri.
Wanita selalu menyatakan bahwa mereka mendambakan seorang gentleman karena sikap mereka yang menawan, penuh perhatian, sensitif, romantis, tidak memaksakan kehendak, sabar, rela berkorban, mampu melindungi dan memenuhi kebutuhan pasangan.
Lalu jika Anda seperti kebanyakan pria lainnya di muka bumi ini, Anda pasti diganggu dengan pertanyaan, “Selama ini gue udah kerjain semuanya, tapi kok ngga dapetin hasil yang sama dengan wanita gebetan gue?”
“Gue masih kurang gentleman gimana lagi? Nih wanita udah jelas-jelas ngomong dengan mulut bibirnya sendiri kalo gue tuh satu-satunya pria yang bisa ngerti dia luar dalem, dan semua teman prianya ngga pernah bisa perlakuin dia kayak gue. Tapi kenapa dia maunya temenan aja, ngga mau jadian ama gue?”
Lalu pertanyaan yang paling pilu, “Dia sampe nangis terharu ketika bilang semua kelembutan dan perhatian gue ke dia tuh ngebikin dia ngerasa spesial banget dan mungkin gue sbenernya adalah pria yang tepat untuk dia, tapi dia tetep ngga bisa ninggalin prianya skalipun jelas prianya itu brengsek dan nyiksa perasaannya banget. Dia minta gue untuk tinggalin dan lupain dia, trus dia bakal terus doain gue supaya gue bisa nemuin wanita yang lebih bernilai dan layak daripada dia. Kenapa? Kenapa?!?!”
Maaf, saya tidak bermaksud menggores lagi luka-luka tersebut, sobat. Saya berjanji tidak akan menjadikan artikel kali ini sebagai momen tisu dan air mata.
Saya hanya ingin mengajak Anda berpikir dengan baik. Ini akan menjadi Momen Lampu Menyala Di Atas Kepala.
Jika Anda mengoreksi kembali semua pengalaman Anda selama ini, apakah benar wanita menginginkan seorang Gentleman?
Pada titik ini, saya tidak bisa menjawabnya dengan pendek.
Saya hanya bisa melakukan secara bertahap, yakni pertama-tama dengan menyampaikan apa yang pernah diucapkan oleh Kei beberapa workshop yang lalu, “Gentleman itu bukan gabungan antara kata ‘gentle’ dan ‘man’ yang bisa diartikan sebagai ‘pria baik, ‘pria lembut’, ‘pria perhatian,’ atau sejenisnya.”
That is so true, guys.
Kata Gentleman memiliki akar dari kata dalam bahasa Perancis, Gentilhomme, yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai, karakter dan status yang tinggi. Dalam Andas Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut:
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.
Apakah hal-hal di atas sesuai dengan pengertian gentleman yang sering Anda dengan dari orangtua, teman-teman wanita, film-lagu-novel dan buku psikologi populer tentang percintaan di jaman modern ini?
Ketika mereka menyarankan Anda untuk menjadi seorang gentleman saat mendekati seorang wanita, apakah yang mereka maksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang menguji nilai wanita tersebut agar dapat menentukan apakah dia cukup kompatibel dengan standar diri Anda yang berkelas?
Sama sekali tidak!
Anda selama ini justru diajarkan untuk terus merayu, membujuk, menyogok dan menyakinkan dirinya bahwa Anda perlu diberi kesempatan untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Semenjak awal pendekatan, Anda sibuk membuatnya menjadi merasa lebih bernilai dan berkelas daripada Anda, dengan harapan dia merasakan ikatan yang spesial bila sedang bersama dengan Anda.
Anda secara rutin membuktikan bahwa diri Anda lebih ‘gentle’ daripada semua pria lain yang ingin mendekatinya. Itu sebabnya Anda suka mendengarkan semua curhatannya tentang satu pria brengsek yang menarik perhatiannya. Itu sebabnya Anda tidak pernah ingin ketinggalan memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil kepadanya, seperti membukakan pintu mobil, selalu ada bila dibutuhkan, menyediakan pundak untuk menangis, memberitahu jam makan, atau sekedar mengingatkan dia agar jangan tidur kemalaman.
Bukannya hal-hal tersebut salah, guys.
Saya, Kei, dan Jet melakukan hal-hal tersebut ...
… tapi kami tidak melakukannya pada wanita-wanita yang kami sedang berusaha dekati! Kami hanya memberikannya kepada sejumlah wanita yang memang sudah melalui proses eliminasi tertentu dalam hubungan kami, itu pun dilakukan dengan menjaga frekuensi tertentu agar tidak menjadi senjata makan tuan.
Mengapa Anda tidak bisa melakukan hal-hal tersebut ketika sedang pendekatan dengan seorang wanita impian Anda?
Ya karena itu semua adalah tindakan A Man Who Is Gentle, bukannya Gentleman seperti yang digambarkan pada arti kata sebenarnya!
Sekali lagi, Gentleman bukanlah pria gentle. Dia tidak akan mendekati seorang wanita yang menarik perhatiannya dengan cara memberikan piutang kebaikan dan perhatian. Dia tidak akan menurunkan standar dan menjadi murahan dengan terlalu banyak berkorban untuk sang wanita sebelum wanita itu membuktikan bahwa dirinya layak dan mampu menghargai kesempatan seperti itu.
Bahkan, seorang Gentleman tidak keberatan untuk bersikap ‘kejam’, keras dan tidak gentle kepada seorang wanita cantik yang tidak bisa menunjukkan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar penampilan menarik.
Istilah ‘chivalrous’ pada definisi Webster di atas berbicara tentang kualitas Ksatria Berkuda dan Tentara Kerajaan di Eropa abad ke-14 dan 15. Pada era tersebut, Gentleman adalah istilah yang diberikan kepada orang yang tidak perlu bekerja terus-menerus untuk menghidupi diri dan keluarganya karena dia mendapatkan kebutuhannya dengan cara menuruti titah Raja untuk sesekali pergi berperang demi membela kerajaan ataupun memperlebar wilayah kekuasaan.
Mereka sama sekali tidak ‘gentle,’ malahan tipe pria petarung yang sangat percaya diri dan dominan, tidak menyukai basa-basi, hidup dari satu aksi ke aksi lainnya, menyukai tantangan baru, dan tidak akan ragu-ragu untuk menyeleksi bila melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Jika wanita tersebut mampu memenuhi kriteria tertentu yang diinginkan, barulah sang Ksatria akan memberikan apresiasi dan perlakuan yang lebih spesial terhadapnya dibandingkan terhadap wanita-wanita lain.
Apa yang terjadi enam abad setelah itu? Istilah Gentleman masih terus beredar, namun ia sudah berubah menjadi sekumpulan pria-pria yang rajin memperlakukan setiap wanita jalanan manapun yang menarik perhatian sebagai seorang Tuan Putri, karena berharap dia akan memperlakukannya balik sebagai Tuan Pangeran.
Itu tidak akan terjadi, sobat!
That’s not being a Gentleman. That’s just being A Gentle Man.
Lebih jauh lagi: A Gentle Man yang melakukan gentle acts tidak akan mendapatkan hasil yang sama dengan A Gentleman yang melakukan gentle acts.
Mengapa?
Karena A Gentle Man tidak memiliki ‘high standard’ dan ‘chivalrous quality’ yang justru sangat dibutuhkan dalam fase pendekatan dengan lawan jenis. Hal-hal tersebut menjadi modal yang Anda perlukan untuk melipatgandakan semua sikap Anda sehingga memicu ketertarikan dari wanita yang Anda inginkan.
Tidak mengerti?
Saya pernah membaca sebuah artikel di Newsweek tentang banyak orang yang mengagumi kerendahan hati Bill Clinton yang selalu ingin menuangkan sendiri minuman teh kepada setiap tamu yang berkunjung, sekalipun sebenarnya dia bisa saja menyuruh asisten untuk melakukannya.
Dia hanya menuangkan minuman, bro, bukan tindakan yang spesial sama sekali. Anda sudah sering bertamu ke rumah teman Anda dan Anda tidak akan berpikir untuk menganggapnya rendah hati sekalipun dia menuangkan Anda minuman berkali-kali. Tapi bila Presiden Amerika Serikat melakukannya pada Anda, Anda akan otomatis merasa itu sebagai sebuah aksi yang luar biasa.
Sekali lagi, Gentleman adalah seseorang dengan nilai tinggi yang tidak akan sembarangan mengobral dirinya sehingga apapun perbuatannya akan menimbulkan reaksi yang lebih daripada normal, bahkan semakin meningkatkan nilai diri Anda.
Kita selalu menginginkan hal yang tidak bisa kita dapatkan, hal ini sangat jelas sekali bisa terlihat dalam psikologi percintaan. Ketika seorang wanita merasa Anda adalah Pria Gentle yang suka menyumbangkan Gentle Acts padanya, dia tahu Anda sudah pasti miliknya. Itu sebabnya sekalipun dia bilang Anda adalah satu-satunya pria yang paling mampu membahagiakan dirinya, dia tidak tertarik untuk menjalani hubungan itu dengan Anda.
Itulah Anda yang dahulu, yakni seorang 'Gentle Man' karena mendengar wanita-wanita yang bilang mereka menginginkan seorang 'Gentleman', padahal ada jurang perbedaan besar di antara keduanya.
Pusing dengan semua dekonstruksi di atas? Tidak masalah. Setidaknya Anda kini tahu bahwa kegagalan romantika yang Anda alami selama ini sedikit banyak disumbangkan karena masalah sepele seperti perbedaan interpretasi dan cara penulisan sebuah konsep.
Itu sebabnya saya, Kei, dan Jet banyak membedah dan menciptakan terminologi baru agar Anda dapat belajar untuk meneliti dengan seksama letak kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan topik artikel kali ini, kami mengajak Anda untuk meninggalkan istilah Gentleman yang sudah terlalu tua dan kompleks itu dan merangkul paradigma yang baru: Glossy.
Glossy is the new, better, not-misleading and much improved word for Gentleman.
Seorang pria Glossy memenuhi setiap definisi seperti yang disebutkan oleh Andas Webster seperti di atas.
Seorang pria Glossy bukanlah Pria Gentle, namun tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk menunjukkan Gentle Acts pada wanita yang layak mendapatkannya.
Seorang pria Glossy bahkan tahu bagaimana memakai Ungentle dan Rude Acts terhadap wanita-wanita pada proses seleksi yang justru akan membuat mereka semakin penasaran untuk mengejarnya.
Seorang pria Glossy menikmati semua petualangan dan mendasari seluruh keputusan romantika hidupnya berdasarkan tiga buah kunci utama yang hanya akan Anda pelajari ketika mengikuti program premium Hitman System.
Saya meminta Anda untuk TIDAK mendaftar program kami jika apa yang Anda baca dalam artikel ini bukan hal yang baru, tidak menjawab sebagian besar kebingungan Anda selama ini, atau tidak berbicara banyak kepada Anda tentang hal-hal seputar pendekatan terhadap wanita. Karena jika Anda merasa sudah terbiasa berpikir dengan model apapun yang Anda barusan baca di sini, Anda akan bisa menemukan sendiri sejumlah cara alternatif tentang bagaimana menyudahi kejombloan Anda.
Namun jika Anda merasa seperti tersentak dan melihat lampu bohlam itu mulai menyala berkedip-kedip di atas kepala Anda, mungkin workshop atau seminar adalah solusi terbaik yang perlu Anda ikuti sebelum lampu itu kembali mati dan Anda kehilangan segalanya.
So, Glossy Guys, saya akan mengakhiri artikel dengan anekdot ini.
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria Glossy nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”
“Saya sih selalu merasa tersanjung dan respect sama pria-pria gentle yang masih memperlakukan wanita with certain manner. Yang namanya pria gentle, dia akan bersikap gentleman kepada semua wanita. Saya sendiri nggak tau kenapa saya selalu punya penghargaan yang lebih sama pria-pria gentle. Untuk saya pribadi sih, di jaman yang serba sibuk ini, ketika orang udah mulai nggak peduli sama urusan orang lain, I’ll consider such a gentle treatment as a cute and sweet little thing.”
Lalu saya juga jadi ingat sebuah jokes yang sering beredar di internet, berbunyi seperti ini:
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Dua contoh kutipan di atas hanya seperempat ons dari ratusan ribu kwintal nasihat percintaan yang mengagung-agungkan sebuah karakteristik yang kita kenal dengan istilah Gentleman. Begitu semaraknya pandangan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk mendengar ‘sikap seorang gentleman’ disebutkan sebagai kunci sukses dalam kehidupan cinta dari sejumlah publik figur, baik dalam maupun luar negeri.
Wanita selalu menyatakan bahwa mereka mendambakan seorang gentleman karena sikap mereka yang menawan, penuh perhatian, sensitif, romantis, tidak memaksakan kehendak, sabar, rela berkorban, mampu melindungi dan memenuhi kebutuhan pasangan.
Lalu jika Anda seperti kebanyakan pria lainnya di muka bumi ini, Anda pasti diganggu dengan pertanyaan, “Selama ini gue udah kerjain semuanya, tapi kok ngga dapetin hasil yang sama dengan wanita gebetan gue?”
“Gue masih kurang gentleman gimana lagi? Nih wanita udah jelas-jelas ngomong dengan mulut bibirnya sendiri kalo gue tuh satu-satunya pria yang bisa ngerti dia luar dalem, dan semua teman prianya ngga pernah bisa perlakuin dia kayak gue. Tapi kenapa dia maunya temenan aja, ngga mau jadian ama gue?”
Lalu pertanyaan yang paling pilu, “Dia sampe nangis terharu ketika bilang semua kelembutan dan perhatian gue ke dia tuh ngebikin dia ngerasa spesial banget dan mungkin gue sbenernya adalah pria yang tepat untuk dia, tapi dia tetep ngga bisa ninggalin prianya skalipun jelas prianya itu brengsek dan nyiksa perasaannya banget. Dia minta gue untuk tinggalin dan lupain dia, trus dia bakal terus doain gue supaya gue bisa nemuin wanita yang lebih bernilai dan layak daripada dia. Kenapa? Kenapa?!?!”
Maaf, saya tidak bermaksud menggores lagi luka-luka tersebut, sobat. Saya berjanji tidak akan menjadikan artikel kali ini sebagai momen tisu dan air mata.
Saya hanya ingin mengajak Anda berpikir dengan baik. Ini akan menjadi Momen Lampu Menyala Di Atas Kepala.
Jika Anda mengoreksi kembali semua pengalaman Anda selama ini, apakah benar wanita menginginkan seorang Gentleman?
Pada titik ini, saya tidak bisa menjawabnya dengan pendek.
Saya hanya bisa melakukan secara bertahap, yakni pertama-tama dengan menyampaikan apa yang pernah diucapkan oleh Kei beberapa workshop yang lalu, “Gentleman itu bukan gabungan antara kata ‘gentle’ dan ‘man’ yang bisa diartikan sebagai ‘pria baik, ‘pria lembut’, ‘pria perhatian,’ atau sejenisnya.”
That is so true, guys.
Kata Gentleman memiliki akar dari kata dalam bahasa Perancis, Gentilhomme, yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai, karakter dan status yang tinggi. Dalam Andas Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut:
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.
Apakah hal-hal di atas sesuai dengan pengertian gentleman yang sering Anda dengan dari orangtua, teman-teman wanita, film-lagu-novel dan buku psikologi populer tentang percintaan di jaman modern ini?
Ketika mereka menyarankan Anda untuk menjadi seorang gentleman saat mendekati seorang wanita, apakah yang mereka maksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang menguji nilai wanita tersebut agar dapat menentukan apakah dia cukup kompatibel dengan standar diri Anda yang berkelas?
Sama sekali tidak!
Anda selama ini justru diajarkan untuk terus merayu, membujuk, menyogok dan menyakinkan dirinya bahwa Anda perlu diberi kesempatan untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Semenjak awal pendekatan, Anda sibuk membuatnya menjadi merasa lebih bernilai dan berkelas daripada Anda, dengan harapan dia merasakan ikatan yang spesial bila sedang bersama dengan Anda.
Anda secara rutin membuktikan bahwa diri Anda lebih ‘gentle’ daripada semua pria lain yang ingin mendekatinya. Itu sebabnya Anda suka mendengarkan semua curhatannya tentang satu pria brengsek yang menarik perhatiannya. Itu sebabnya Anda tidak pernah ingin ketinggalan memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil kepadanya, seperti membukakan pintu mobil, selalu ada bila dibutuhkan, menyediakan pundak untuk menangis, memberitahu jam makan, atau sekedar mengingatkan dia agar jangan tidur kemalaman.
Bukannya hal-hal tersebut salah, guys.
Saya, Kei, dan Jet melakukan hal-hal tersebut ...
… tapi kami tidak melakukannya pada wanita-wanita yang kami sedang berusaha dekati! Kami hanya memberikannya kepada sejumlah wanita yang memang sudah melalui proses eliminasi tertentu dalam hubungan kami, itu pun dilakukan dengan menjaga frekuensi tertentu agar tidak menjadi senjata makan tuan.
Mengapa Anda tidak bisa melakukan hal-hal tersebut ketika sedang pendekatan dengan seorang wanita impian Anda?
Ya karena itu semua adalah tindakan A Man Who Is Gentle, bukannya Gentleman seperti yang digambarkan pada arti kata sebenarnya!
Sekali lagi, Gentleman bukanlah pria gentle. Dia tidak akan mendekati seorang wanita yang menarik perhatiannya dengan cara memberikan piutang kebaikan dan perhatian. Dia tidak akan menurunkan standar dan menjadi murahan dengan terlalu banyak berkorban untuk sang wanita sebelum wanita itu membuktikan bahwa dirinya layak dan mampu menghargai kesempatan seperti itu.
Bahkan, seorang Gentleman tidak keberatan untuk bersikap ‘kejam’, keras dan tidak gentle kepada seorang wanita cantik yang tidak bisa menunjukkan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar penampilan menarik.
Istilah ‘chivalrous’ pada definisi Webster di atas berbicara tentang kualitas Ksatria Berkuda dan Tentara Kerajaan di Eropa abad ke-14 dan 15. Pada era tersebut, Gentleman adalah istilah yang diberikan kepada orang yang tidak perlu bekerja terus-menerus untuk menghidupi diri dan keluarganya karena dia mendapatkan kebutuhannya dengan cara menuruti titah Raja untuk sesekali pergi berperang demi membela kerajaan ataupun memperlebar wilayah kekuasaan.
Mereka sama sekali tidak ‘gentle,’ malahan tipe pria petarung yang sangat percaya diri dan dominan, tidak menyukai basa-basi, hidup dari satu aksi ke aksi lainnya, menyukai tantangan baru, dan tidak akan ragu-ragu untuk menyeleksi bila melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Jika wanita tersebut mampu memenuhi kriteria tertentu yang diinginkan, barulah sang Ksatria akan memberikan apresiasi dan perlakuan yang lebih spesial terhadapnya dibandingkan terhadap wanita-wanita lain.
Apa yang terjadi enam abad setelah itu? Istilah Gentleman masih terus beredar, namun ia sudah berubah menjadi sekumpulan pria-pria yang rajin memperlakukan setiap wanita jalanan manapun yang menarik perhatian sebagai seorang Tuan Putri, karena berharap dia akan memperlakukannya balik sebagai Tuan Pangeran.
Itu tidak akan terjadi, sobat!
That’s not being a Gentleman. That’s just being A Gentle Man.
Lebih jauh lagi: A Gentle Man yang melakukan gentle acts tidak akan mendapatkan hasil yang sama dengan A Gentleman yang melakukan gentle acts.
Mengapa?
Karena A Gentle Man tidak memiliki ‘high standard’ dan ‘chivalrous quality’ yang justru sangat dibutuhkan dalam fase pendekatan dengan lawan jenis. Hal-hal tersebut menjadi modal yang Anda perlukan untuk melipatgandakan semua sikap Anda sehingga memicu ketertarikan dari wanita yang Anda inginkan.
Tidak mengerti?
Saya pernah membaca sebuah artikel di Newsweek tentang banyak orang yang mengagumi kerendahan hati Bill Clinton yang selalu ingin menuangkan sendiri minuman teh kepada setiap tamu yang berkunjung, sekalipun sebenarnya dia bisa saja menyuruh asisten untuk melakukannya.
Dia hanya menuangkan minuman, bro, bukan tindakan yang spesial sama sekali. Anda sudah sering bertamu ke rumah teman Anda dan Anda tidak akan berpikir untuk menganggapnya rendah hati sekalipun dia menuangkan Anda minuman berkali-kali. Tapi bila Presiden Amerika Serikat melakukannya pada Anda, Anda akan otomatis merasa itu sebagai sebuah aksi yang luar biasa.
Sekali lagi, Gentleman adalah seseorang dengan nilai tinggi yang tidak akan sembarangan mengobral dirinya sehingga apapun perbuatannya akan menimbulkan reaksi yang lebih daripada normal, bahkan semakin meningkatkan nilai diri Anda.
Kita selalu menginginkan hal yang tidak bisa kita dapatkan, hal ini sangat jelas sekali bisa terlihat dalam psikologi percintaan. Ketika seorang wanita merasa Anda adalah Pria Gentle yang suka menyumbangkan Gentle Acts padanya, dia tahu Anda sudah pasti miliknya. Itu sebabnya sekalipun dia bilang Anda adalah satu-satunya pria yang paling mampu membahagiakan dirinya, dia tidak tertarik untuk menjalani hubungan itu dengan Anda.
Itulah Anda yang dahulu, yakni seorang 'Gentle Man' karena mendengar wanita-wanita yang bilang mereka menginginkan seorang 'Gentleman', padahal ada jurang perbedaan besar di antara keduanya.
Pusing dengan semua dekonstruksi di atas? Tidak masalah. Setidaknya Anda kini tahu bahwa kegagalan romantika yang Anda alami selama ini sedikit banyak disumbangkan karena masalah sepele seperti perbedaan interpretasi dan cara penulisan sebuah konsep.
Itu sebabnya saya, Kei, dan Jet banyak membedah dan menciptakan terminologi baru agar Anda dapat belajar untuk meneliti dengan seksama letak kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan topik artikel kali ini, kami mengajak Anda untuk meninggalkan istilah Gentleman yang sudah terlalu tua dan kompleks itu dan merangkul paradigma yang baru: Glossy.
Glossy is the new, better, not-misleading and much improved word for Gentleman.
Seorang pria Glossy memenuhi setiap definisi seperti yang disebutkan oleh Andas Webster seperti di atas.
Seorang pria Glossy bukanlah Pria Gentle, namun tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk menunjukkan Gentle Acts pada wanita yang layak mendapatkannya.
Seorang pria Glossy bahkan tahu bagaimana memakai Ungentle dan Rude Acts terhadap wanita-wanita pada proses seleksi yang justru akan membuat mereka semakin penasaran untuk mengejarnya.
Seorang pria Glossy menikmati semua petualangan dan mendasari seluruh keputusan romantika hidupnya berdasarkan tiga buah kunci utama yang hanya akan Anda pelajari ketika mengikuti program premium Hitman System.
Saya meminta Anda untuk TIDAK mendaftar program kami jika apa yang Anda baca dalam artikel ini bukan hal yang baru, tidak menjawab sebagian besar kebingungan Anda selama ini, atau tidak berbicara banyak kepada Anda tentang hal-hal seputar pendekatan terhadap wanita. Karena jika Anda merasa sudah terbiasa berpikir dengan model apapun yang Anda barusan baca di sini, Anda akan bisa menemukan sendiri sejumlah cara alternatif tentang bagaimana menyudahi kejombloan Anda.
Namun jika Anda merasa seperti tersentak dan melihat lampu bohlam itu mulai menyala berkedip-kedip di atas kepala Anda, mungkin workshop atau seminar adalah solusi terbaik yang perlu Anda ikuti sebelum lampu itu kembali mati dan Anda kehilangan segalanya.
So, Glossy Guys, saya akan mengakhiri artikel dengan anekdot ini.
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria Glossy nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”
Mengungkap Arti Gentelmen Sebenarnya
Beberapa hari yang lalu saya menemukan seorang blogger yang menulis demikian,
“Saya sih selalu merasa tersanjung dan respect sama pria-pria gentle yang masih memperlakukan wanita with certain manner. Yang namanya pria gentle, dia akan bersikap gentleman kepada semua wanita. Saya sendiri nggak tau kenapa saya selalu punya penghargaan yang lebih sama pria-pria gentle. Untuk saya pribadi sih, di jaman yang serba sibuk ini, ketika orang udah mulai nggak peduli sama urusan orang lain, I’ll consider such a gentle treatment as a cute and sweet little thing.”
Lalu saya juga jadi ingat sebuah jokes yang sering beredar di internet, berbunyi seperti ini:
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Dua contoh kutipan di atas hanya seperempat ons dari ratusan ribu kwintal nasihat percintaan yang mengagung-agungkan sebuah karakteristik yang kita kenal dengan istilah Gentleman. Begitu semaraknya pandangan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk mendengar ‘sikap seorang gentleman’ disebutkan sebagai kunci sukses dalam kehidupan cinta dari sejumlah publik figur, baik dalam maupun luar negeri.
Wanita selalu menyatakan bahwa mereka mendambakan seorang gentleman karena sikap mereka yang menawan, penuh perhatian, sensitif, romantis, tidak memaksakan kehendak, sabar, rela berkorban, mampu melindungi dan memenuhi kebutuhan pasangan.
Lalu jika Anda seperti kebanyakan pria lainnya di muka bumi ini, Anda pasti diganggu dengan pertanyaan, “Selama ini gue udah kerjain semuanya, tapi kok ngga dapetin hasil yang sama dengan wanita gebetan gue?”
“Gue masih kurang gentleman gimana lagi? Nih wanita udah jelas-jelas ngomong dengan mulut bibirnya sendiri kalo gue tuh satu-satunya pria yang bisa ngerti dia luar dalem, dan semua teman prianya ngga pernah bisa perlakuin dia kayak gue. Tapi kenapa dia maunya temenan aja, ngga mau jadian ama gue?”
Lalu pertanyaan yang paling pilu, “Dia sampe nangis terharu ketika bilang semua kelembutan dan perhatian gue ke dia tuh ngebikin dia ngerasa spesial banget dan mungkin gue sbenernya adalah pria yang tepat untuk dia, tapi dia tetep ngga bisa ninggalin prianya skalipun jelas prianya itu brengsek dan nyiksa perasaannya banget. Dia minta gue untuk tinggalin dan lupain dia, trus dia bakal terus doain gue supaya gue bisa nemuin wanita yang lebih bernilai dan layak daripada dia. Kenapa? Kenapa?!?!”
Maaf, saya tidak bermaksud menggores lagi luka-luka tersebut, sobat. Saya berjanji tidak akan menjadikan artikel kali ini sebagai momen tisu dan air mata.
Saya hanya ingin mengajak Anda berpikir dengan baik. Ini akan menjadi Momen Lampu Menyala Di Atas Kepala.
Jika Anda mengoreksi kembali semua pengalaman Anda selama ini, apakah benar wanita menginginkan seorang Gentleman?
Pada titik ini, saya tidak bisa menjawabnya dengan pendek.
Saya hanya bisa melakukan secara bertahap, yakni pertama-tama dengan menyampaikan apa yang pernah diucapkan oleh Kei beberapa workshop yang lalu, “Gentleman itu bukan gabungan antara kata ‘gentle’ dan ‘man’ yang bisa diartikan sebagai ‘pria baik, ‘pria lembut’, ‘pria perhatian,’ atau sejenisnya.”
That is so true, guys.
Kata Gentleman memiliki akar dari kata dalam bahasa Perancis, Gentilhomme, yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai, karakter dan status yang tinggi. Dalam Andas Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut:
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.
Apakah hal-hal di atas sesuai dengan pengertian gentleman yang sering Anda dengan dari orangtua, teman-teman wanita, film-lagu-novel dan buku psikologi populer tentang percintaan di jaman modern ini?
Ketika mereka menyarankan Anda untuk menjadi seorang gentleman saat mendekati seorang wanita, apakah yang mereka maksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang menguji nilai wanita tersebut agar dapat menentukan apakah dia cukup kompatibel dengan standar diri Anda yang berkelas?
Sama sekali tidak!
Anda selama ini justru diajarkan untuk terus merayu, membujuk, menyogok dan menyakinkan dirinya bahwa Anda perlu diberi kesempatan untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Semenjak awal pendekatan, Anda sibuk membuatnya menjadi merasa lebih bernilai dan berkelas daripada Anda, dengan harapan dia merasakan ikatan yang spesial bila sedang bersama dengan Anda.
Anda secara rutin membuktikan bahwa diri Anda lebih ‘gentle’ daripada semua pria lain yang ingin mendekatinya. Itu sebabnya Anda suka mendengarkan semua curhatannya tentang satu pria brengsek yang menarik perhatiannya. Itu sebabnya Anda tidak pernah ingin ketinggalan memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil kepadanya, seperti membukakan pintu mobil, selalu ada bila dibutuhkan, menyediakan pundak untuk menangis, memberitahu jam makan, atau sekedar mengingatkan dia agar jangan tidur kemalaman.
Bukannya hal-hal tersebut salah, guys.
Saya, Kei, dan Jet melakukan hal-hal tersebut ...
… tapi kami tidak melakukannya pada wanita-wanita yang kami sedang berusaha dekati! Kami hanya memberikannya kepada sejumlah wanita yang memang sudah melalui proses eliminasi tertentu dalam hubungan kami, itu pun dilakukan dengan menjaga frekuensi tertentu agar tidak menjadi senjata makan tuan.
Mengapa Anda tidak bisa melakukan hal-hal tersebut ketika sedang pendekatan dengan seorang wanita impian Anda?
Ya karena itu semua adalah tindakan A Man Who Is Gentle, bukannya Gentleman seperti yang digambarkan pada arti kata sebenarnya!
Sekali lagi, Gentleman bukanlah pria gentle. Dia tidak akan mendekati seorang wanita yang menarik perhatiannya dengan cara memberikan piutang kebaikan dan perhatian. Dia tidak akan menurunkan standar dan menjadi murahan dengan terlalu banyak berkorban untuk sang wanita sebelum wanita itu membuktikan bahwa dirinya layak dan mampu menghargai kesempatan seperti itu.
Bahkan, seorang Gentleman tidak keberatan untuk bersikap ‘kejam’, keras dan tidak gentle kepada seorang wanita cantik yang tidak bisa menunjukkan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar penampilan menarik.
Istilah ‘chivalrous’ pada definisi Webster di atas berbicara tentang kualitas Ksatria Berkuda dan Tentara Kerajaan di Eropa abad ke-14 dan 15. Pada era tersebut, Gentleman adalah istilah yang diberikan kepada orang yang tidak perlu bekerja terus-menerus untuk menghidupi diri dan keluarganya karena dia mendapatkan kebutuhannya dengan cara menuruti titah Raja untuk sesekali pergi berperang demi membela kerajaan ataupun memperlebar wilayah kekuasaan.
Mereka sama sekali tidak ‘gentle,’ malahan tipe pria petarung yang sangat percaya diri dan dominan, tidak menyukai basa-basi, hidup dari satu aksi ke aksi lainnya, menyukai tantangan baru, dan tidak akan ragu-ragu untuk menyeleksi bila melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Jika wanita tersebut mampu memenuhi kriteria tertentu yang diinginkan, barulah sang Ksatria akan memberikan apresiasi dan perlakuan yang lebih spesial terhadapnya dibandingkan terhadap wanita-wanita lain.
Apa yang terjadi enam abad setelah itu? Istilah Gentleman masih terus beredar, namun ia sudah berubah menjadi sekumpulan pria-pria yang rajin memperlakukan setiap wanita jalanan manapun yang menarik perhatian sebagai seorang Tuan Putri, karena berharap dia akan memperlakukannya balik sebagai Tuan Pangeran.
Itu tidak akan terjadi, sobat!
That’s not being a Gentleman. That’s just being A Gentle Man.
Lebih jauh lagi: A Gentle Man yang melakukan gentle acts tidak akan mendapatkan hasil yang sama dengan A Gentleman yang melakukan gentle acts.
Mengapa?
Karena A Gentle Man tidak memiliki ‘high standard’ dan ‘chivalrous quality’ yang justru sangat dibutuhkan dalam fase pendekatan dengan lawan jenis. Hal-hal tersebut menjadi modal yang Anda perlukan untuk melipatgandakan semua sikap Anda sehingga memicu ketertarikan dari wanita yang Anda inginkan.
Tidak mengerti?
Saya pernah membaca sebuah artikel di Newsweek tentang banyak orang yang mengagumi kerendahan hati Bill Clinton yang selalu ingin menuangkan sendiri minuman teh kepada setiap tamu yang berkunjung, sekalipun sebenarnya dia bisa saja menyuruh asisten untuk melakukannya.
Dia hanya menuangkan minuman, bro, bukan tindakan yang spesial sama sekali. Anda sudah sering bertamu ke rumah teman Anda dan Anda tidak akan berpikir untuk menganggapnya rendah hati sekalipun dia menuangkan Anda minuman berkali-kali. Tapi bila Presiden Amerika Serikat melakukannya pada Anda, Anda akan otomatis merasa itu sebagai sebuah aksi yang luar biasa.
Sekali lagi, Gentleman adalah seseorang dengan nilai tinggi yang tidak akan sembarangan mengobral dirinya sehingga apapun perbuatannya akan menimbulkan reaksi yang lebih daripada normal, bahkan semakin meningkatkan nilai diri Anda.
Kita selalu menginginkan hal yang tidak bisa kita dapatkan, hal ini sangat jelas sekali bisa terlihat dalam psikologi percintaan. Ketika seorang wanita merasa Anda adalah Pria Gentle yang suka menyumbangkan Gentle Acts padanya, dia tahu Anda sudah pasti miliknya. Itu sebabnya sekalipun dia bilang Anda adalah satu-satunya pria yang paling mampu membahagiakan dirinya, dia tidak tertarik untuk menjalani hubungan itu dengan Anda.
Itulah Anda yang dahulu, yakni seorang 'Gentle Man' karena mendengar wanita-wanita yang bilang mereka menginginkan seorang 'Gentleman', padahal ada jurang perbedaan besar di antara keduanya.
Pusing dengan semua dekonstruksi di atas? Tidak masalah. Setidaknya Anda kini tahu bahwa kegagalan romantika yang Anda alami selama ini sedikit banyak disumbangkan karena masalah sepele seperti perbedaan interpretasi dan cara penulisan sebuah konsep.
Itu sebabnya saya, Kei, dan Jet banyak membedah dan menciptakan terminologi baru agar Anda dapat belajar untuk meneliti dengan seksama letak kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan topik artikel kali ini, kami mengajak Anda untuk meninggalkan istilah Gentleman yang sudah terlalu tua dan kompleks itu dan merangkul paradigma yang baru: Glossy.
Glossy is the new, better, not-misleading and much improved word for Gentleman.
Seorang pria Glossy memenuhi setiap definisi seperti yang disebutkan oleh Andas Webster seperti di atas.
Seorang pria Glossy bukanlah Pria Gentle, namun tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk menunjukkan Gentle Acts pada wanita yang layak mendapatkannya.
Seorang pria Glossy bahkan tahu bagaimana memakai Ungentle dan Rude Acts terhadap wanita-wanita pada proses seleksi yang justru akan membuat mereka semakin penasaran untuk mengejarnya.
Seorang pria Glossy menikmati semua petualangan dan mendasari seluruh keputusan romantika hidupnya berdasarkan tiga buah kunci utama yang hanya akan Anda pelajari ketika mengikuti program premium Hitman System.
Saya meminta Anda untuk TIDAK mendaftar program kami jika apa yang Anda baca dalam artikel ini bukan hal yang baru, tidak menjawab sebagian besar kebingungan Anda selama ini, atau tidak berbicara banyak kepada Anda tentang hal-hal seputar pendekatan terhadap wanita. Karena jika Anda merasa sudah terbiasa berpikir dengan model apapun yang Anda barusan baca di sini, Anda akan bisa menemukan sendiri sejumlah cara alternatif tentang bagaimana menyudahi kejombloan Anda.
Namun jika Anda merasa seperti tersentak dan melihat lampu bohlam itu mulai menyala berkedip-kedip di atas kepala Anda, mungkin workshop atau seminar adalah solusi terbaik yang perlu Anda ikuti sebelum lampu itu kembali mati dan Anda kehilangan segalanya.
So, Glossy Guys, saya akan mengakhiri artikel dengan anekdot ini.
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria Glossy nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”
“Saya sih selalu merasa tersanjung dan respect sama pria-pria gentle yang masih memperlakukan wanita with certain manner. Yang namanya pria gentle, dia akan bersikap gentleman kepada semua wanita. Saya sendiri nggak tau kenapa saya selalu punya penghargaan yang lebih sama pria-pria gentle. Untuk saya pribadi sih, di jaman yang serba sibuk ini, ketika orang udah mulai nggak peduli sama urusan orang lain, I’ll consider such a gentle treatment as a cute and sweet little thing.”
Lalu saya juga jadi ingat sebuah jokes yang sering beredar di internet, berbunyi seperti ini:
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Dua contoh kutipan di atas hanya seperempat ons dari ratusan ribu kwintal nasihat percintaan yang mengagung-agungkan sebuah karakteristik yang kita kenal dengan istilah Gentleman. Begitu semaraknya pandangan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk mendengar ‘sikap seorang gentleman’ disebutkan sebagai kunci sukses dalam kehidupan cinta dari sejumlah publik figur, baik dalam maupun luar negeri.
Wanita selalu menyatakan bahwa mereka mendambakan seorang gentleman karena sikap mereka yang menawan, penuh perhatian, sensitif, romantis, tidak memaksakan kehendak, sabar, rela berkorban, mampu melindungi dan memenuhi kebutuhan pasangan.
Lalu jika Anda seperti kebanyakan pria lainnya di muka bumi ini, Anda pasti diganggu dengan pertanyaan, “Selama ini gue udah kerjain semuanya, tapi kok ngga dapetin hasil yang sama dengan wanita gebetan gue?”
“Gue masih kurang gentleman gimana lagi? Nih wanita udah jelas-jelas ngomong dengan mulut bibirnya sendiri kalo gue tuh satu-satunya pria yang bisa ngerti dia luar dalem, dan semua teman prianya ngga pernah bisa perlakuin dia kayak gue. Tapi kenapa dia maunya temenan aja, ngga mau jadian ama gue?”
Lalu pertanyaan yang paling pilu, “Dia sampe nangis terharu ketika bilang semua kelembutan dan perhatian gue ke dia tuh ngebikin dia ngerasa spesial banget dan mungkin gue sbenernya adalah pria yang tepat untuk dia, tapi dia tetep ngga bisa ninggalin prianya skalipun jelas prianya itu brengsek dan nyiksa perasaannya banget. Dia minta gue untuk tinggalin dan lupain dia, trus dia bakal terus doain gue supaya gue bisa nemuin wanita yang lebih bernilai dan layak daripada dia. Kenapa? Kenapa?!?!”
Maaf, saya tidak bermaksud menggores lagi luka-luka tersebut, sobat. Saya berjanji tidak akan menjadikan artikel kali ini sebagai momen tisu dan air mata.
Saya hanya ingin mengajak Anda berpikir dengan baik. Ini akan menjadi Momen Lampu Menyala Di Atas Kepala.
Jika Anda mengoreksi kembali semua pengalaman Anda selama ini, apakah benar wanita menginginkan seorang Gentleman?
Pada titik ini, saya tidak bisa menjawabnya dengan pendek.
Saya hanya bisa melakukan secara bertahap, yakni pertama-tama dengan menyampaikan apa yang pernah diucapkan oleh Kei beberapa workshop yang lalu, “Gentleman itu bukan gabungan antara kata ‘gentle’ dan ‘man’ yang bisa diartikan sebagai ‘pria baik, ‘pria lembut’, ‘pria perhatian,’ atau sejenisnya.”
That is so true, guys.
Kata Gentleman memiliki akar dari kata dalam bahasa Perancis, Gentilhomme, yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai, karakter dan status yang tinggi. Dalam Andas Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut:
(a) a man of refinement,
(b) a man whose conduct conforms to a high standard,
(c) a man who combines gentle rank with chivalrous qualities.
Apakah hal-hal di atas sesuai dengan pengertian gentleman yang sering Anda dengan dari orangtua, teman-teman wanita, film-lagu-novel dan buku psikologi populer tentang percintaan di jaman modern ini?
Ketika mereka menyarankan Anda untuk menjadi seorang gentleman saat mendekati seorang wanita, apakah yang mereka maksud adalah melakukan tindakan-tindakan yang menguji nilai wanita tersebut agar dapat menentukan apakah dia cukup kompatibel dengan standar diri Anda yang berkelas?
Sama sekali tidak!
Anda selama ini justru diajarkan untuk terus merayu, membujuk, menyogok dan menyakinkan dirinya bahwa Anda perlu diberi kesempatan untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Semenjak awal pendekatan, Anda sibuk membuatnya menjadi merasa lebih bernilai dan berkelas daripada Anda, dengan harapan dia merasakan ikatan yang spesial bila sedang bersama dengan Anda.
Anda secara rutin membuktikan bahwa diri Anda lebih ‘gentle’ daripada semua pria lain yang ingin mendekatinya. Itu sebabnya Anda suka mendengarkan semua curhatannya tentang satu pria brengsek yang menarik perhatiannya. Itu sebabnya Anda tidak pernah ingin ketinggalan memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil kepadanya, seperti membukakan pintu mobil, selalu ada bila dibutuhkan, menyediakan pundak untuk menangis, memberitahu jam makan, atau sekedar mengingatkan dia agar jangan tidur kemalaman.
Bukannya hal-hal tersebut salah, guys.
Saya, Kei, dan Jet melakukan hal-hal tersebut ...
… tapi kami tidak melakukannya pada wanita-wanita yang kami sedang berusaha dekati! Kami hanya memberikannya kepada sejumlah wanita yang memang sudah melalui proses eliminasi tertentu dalam hubungan kami, itu pun dilakukan dengan menjaga frekuensi tertentu agar tidak menjadi senjata makan tuan.
Mengapa Anda tidak bisa melakukan hal-hal tersebut ketika sedang pendekatan dengan seorang wanita impian Anda?
Ya karena itu semua adalah tindakan A Man Who Is Gentle, bukannya Gentleman seperti yang digambarkan pada arti kata sebenarnya!
Sekali lagi, Gentleman bukanlah pria gentle. Dia tidak akan mendekati seorang wanita yang menarik perhatiannya dengan cara memberikan piutang kebaikan dan perhatian. Dia tidak akan menurunkan standar dan menjadi murahan dengan terlalu banyak berkorban untuk sang wanita sebelum wanita itu membuktikan bahwa dirinya layak dan mampu menghargai kesempatan seperti itu.
Bahkan, seorang Gentleman tidak keberatan untuk bersikap ‘kejam’, keras dan tidak gentle kepada seorang wanita cantik yang tidak bisa menunjukkan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar penampilan menarik.
Istilah ‘chivalrous’ pada definisi Webster di atas berbicara tentang kualitas Ksatria Berkuda dan Tentara Kerajaan di Eropa abad ke-14 dan 15. Pada era tersebut, Gentleman adalah istilah yang diberikan kepada orang yang tidak perlu bekerja terus-menerus untuk menghidupi diri dan keluarganya karena dia mendapatkan kebutuhannya dengan cara menuruti titah Raja untuk sesekali pergi berperang demi membela kerajaan ataupun memperlebar wilayah kekuasaan.
Mereka sama sekali tidak ‘gentle,’ malahan tipe pria petarung yang sangat percaya diri dan dominan, tidak menyukai basa-basi, hidup dari satu aksi ke aksi lainnya, menyukai tantangan baru, dan tidak akan ragu-ragu untuk menyeleksi bila melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Jika wanita tersebut mampu memenuhi kriteria tertentu yang diinginkan, barulah sang Ksatria akan memberikan apresiasi dan perlakuan yang lebih spesial terhadapnya dibandingkan terhadap wanita-wanita lain.
Apa yang terjadi enam abad setelah itu? Istilah Gentleman masih terus beredar, namun ia sudah berubah menjadi sekumpulan pria-pria yang rajin memperlakukan setiap wanita jalanan manapun yang menarik perhatian sebagai seorang Tuan Putri, karena berharap dia akan memperlakukannya balik sebagai Tuan Pangeran.
Itu tidak akan terjadi, sobat!
That’s not being a Gentleman. That’s just being A Gentle Man.
Lebih jauh lagi: A Gentle Man yang melakukan gentle acts tidak akan mendapatkan hasil yang sama dengan A Gentleman yang melakukan gentle acts.
Mengapa?
Karena A Gentle Man tidak memiliki ‘high standard’ dan ‘chivalrous quality’ yang justru sangat dibutuhkan dalam fase pendekatan dengan lawan jenis. Hal-hal tersebut menjadi modal yang Anda perlukan untuk melipatgandakan semua sikap Anda sehingga memicu ketertarikan dari wanita yang Anda inginkan.
Tidak mengerti?
Saya pernah membaca sebuah artikel di Newsweek tentang banyak orang yang mengagumi kerendahan hati Bill Clinton yang selalu ingin menuangkan sendiri minuman teh kepada setiap tamu yang berkunjung, sekalipun sebenarnya dia bisa saja menyuruh asisten untuk melakukannya.
Dia hanya menuangkan minuman, bro, bukan tindakan yang spesial sama sekali. Anda sudah sering bertamu ke rumah teman Anda dan Anda tidak akan berpikir untuk menganggapnya rendah hati sekalipun dia menuangkan Anda minuman berkali-kali. Tapi bila Presiden Amerika Serikat melakukannya pada Anda, Anda akan otomatis merasa itu sebagai sebuah aksi yang luar biasa.
Sekali lagi, Gentleman adalah seseorang dengan nilai tinggi yang tidak akan sembarangan mengobral dirinya sehingga apapun perbuatannya akan menimbulkan reaksi yang lebih daripada normal, bahkan semakin meningkatkan nilai diri Anda.
Kita selalu menginginkan hal yang tidak bisa kita dapatkan, hal ini sangat jelas sekali bisa terlihat dalam psikologi percintaan. Ketika seorang wanita merasa Anda adalah Pria Gentle yang suka menyumbangkan Gentle Acts padanya, dia tahu Anda sudah pasti miliknya. Itu sebabnya sekalipun dia bilang Anda adalah satu-satunya pria yang paling mampu membahagiakan dirinya, dia tidak tertarik untuk menjalani hubungan itu dengan Anda.
Itulah Anda yang dahulu, yakni seorang 'Gentle Man' karena mendengar wanita-wanita yang bilang mereka menginginkan seorang 'Gentleman', padahal ada jurang perbedaan besar di antara keduanya.
Pusing dengan semua dekonstruksi di atas? Tidak masalah. Setidaknya Anda kini tahu bahwa kegagalan romantika yang Anda alami selama ini sedikit banyak disumbangkan karena masalah sepele seperti perbedaan interpretasi dan cara penulisan sebuah konsep.
Itu sebabnya saya, Kei, dan Jet banyak membedah dan menciptakan terminologi baru agar Anda dapat belajar untuk meneliti dengan seksama letak kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan topik artikel kali ini, kami mengajak Anda untuk meninggalkan istilah Gentleman yang sudah terlalu tua dan kompleks itu dan merangkul paradigma yang baru: Glossy.
Glossy is the new, better, not-misleading and much improved word for Gentleman.
Seorang pria Glossy memenuhi setiap definisi seperti yang disebutkan oleh Andas Webster seperti di atas.
Seorang pria Glossy bukanlah Pria Gentle, namun tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk menunjukkan Gentle Acts pada wanita yang layak mendapatkannya.
Seorang pria Glossy bahkan tahu bagaimana memakai Ungentle dan Rude Acts terhadap wanita-wanita pada proses seleksi yang justru akan membuat mereka semakin penasaran untuk mengejarnya.
Seorang pria Glossy menikmati semua petualangan dan mendasari seluruh keputusan romantika hidupnya berdasarkan tiga buah kunci utama yang hanya akan Anda pelajari ketika mengikuti program premium Hitman System.
Saya meminta Anda untuk TIDAK mendaftar program kami jika apa yang Anda baca dalam artikel ini bukan hal yang baru, tidak menjawab sebagian besar kebingungan Anda selama ini, atau tidak berbicara banyak kepada Anda tentang hal-hal seputar pendekatan terhadap wanita. Karena jika Anda merasa sudah terbiasa berpikir dengan model apapun yang Anda barusan baca di sini, Anda akan bisa menemukan sendiri sejumlah cara alternatif tentang bagaimana menyudahi kejombloan Anda.
Namun jika Anda merasa seperti tersentak dan melihat lampu bohlam itu mulai menyala berkedip-kedip di atas kepala Anda, mungkin workshop atau seminar adalah solusi terbaik yang perlu Anda ikuti sebelum lampu itu kembali mati dan Anda kehilangan segalanya.
So, Glossy Guys, saya akan mengakhiri artikel dengan anekdot ini.
Kalau pria ganteng nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Ini dia pria gentleman.”
Kalau pria jelek nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Naluri pembantu, emang gitu.”
Kalau pria Glossy nuangin air ke gelas wanita, wanita bilang, “Kenalin gue ke bokap nyokap loe dong...”
Mengejar atau Dikejar
Dalam ratusan konsultasi romance yang saya layani, semua sesi itu hampir selalu dimulai oleh si pria yang berkata lirih, "Gimana caranya supaya gue bisa deketin cewe ini?"
Walaupun tingkat putus asanya berbeda-beda, kalau sudah sampai mengatur jadwal konsultasi dengan saya, biasanya itu berarti dia sudah mencoba seribu satu macam cara tanpa melihat keberhasilan yang diinginkan.
Bukan sekedar putus asa, tapi sampai kehabisan asa.
Sekarang saya mau Anda santai dan coba mengingat KEJADIAN SERUPA yang pernah atau sedang Anda alami.
Wanita yang dimaksud bisa tetangga, teman kuliah, staff ruangan sebelah, atasan manajerial di kantor, atau mungkin wanita asing yang baru sekali itu bertemu.
Salah satu cara adalah Anda memburu informasi tentang kesukaan wanita itu, misalnya makanan atau minuman favorit, supaya Anda bisa memulai pembicaraan itu dengannya. Cara lain juga bisa dengan cara pura-pura meminjam barangnya. Itu adalah cara jadul yang cuma berhasil di film-film Warkop DKI.
Kalau dia wanita asing, Anda mungkin akan melirik atribut fisik yang dia kenakan dan mencari bahan pembicaraan dari sana. Atau bisa juga Anda bertanya apakah dia sedang menunggu teman, lalu dilanjutkan dengan memuji sense of fashion. Cukup tipikal.
Masih banyak lagi cara lainnya, dan semua itu adalah macam-macam jawaban yang Anda dapatkan dari, "Gimana caranya supaya gue bisa deketin cewe ini?"
Hari ini Anda akan belajar tentang hal pentingnya mengajukan PERTANYAAN YANG BENAR untuk mendapatkan jawaban yang SESUAI dengan kebutuhanmu.
Tidak peduli betapa hebat atau manjurnya jawaban itu, jika Anda mengajukan pertanyaan yang SALAH, berarti Anda memulai dengan SALAH dan akan menyelesaikannya dengan SALAH juga.
Jawaban memang penting, tapi pertanyaan juga tidak kalah pentingnya, karena itu menggambarkan FRAME cara berpikirmu.
Frame adalah bingkai, perangkat, standar, atau modal pemikiran yang Anda miliki ketika menghadapi sesuatu.
Sekedar ilustrasi guyon, Anda pasti bisa merasakan perbedaan dalam kedua pertanyaan ini:
"Gimana caranya bisa dapetin cewe anu?"
"Gimana caranya bisa dapetin anu cewe?"
*ini space untuk tertawa*
Anda lihat sendiri, perbedaan letak minor saja bisa menghasilkan dua jawaban yang sangat berbeda.
Apalagi jika Anda mengajukan pertanyaan yang salah.
Nah, dalam konteks romance, "Bagaimana cara deketin wanita ini?" adalah pertanyaan yang salah. Ini mungkin satu faktor penting yang selalu membuatmu gagal memulai hubungan dengan wanita yang Anda ingini.
Kenapa? Karena pertanyaan itu tidak menempatkan Anda pada FRAME YANG SEHARUSNYA.
Coba Anda renungkan ini.
Wanita memiliki ketertarikan alamiah terhadap lawan jenis yang memiliki nilai tinggi, dan salah satu kriterianya adalah atribut kepemimpinan. Tanyakan pada wanita manapun, mereka pasti mengkonfirmasi desiran kimiawi misterius setiap kali melihat kalangan boss atau manajer di kantor
mereka.
Wanita itu mentally built untuk dipimpin. Jangan salah mengartikan bahwa wanita tidak bisa jadi pemimpin. No. Saya memiliki banyak teman wanita yang jauh lebih cakap dalam kepemimpinan dibandingkan rekan-rekan cowonya, dan itu adalah hal yang membanggakan.
Saya hanya mengatakan bahwa DALAM KONTEKS ROMANCE, wanita akan secara secara insting menyerahkan diri ke bawah pimpinan pria.
Bahkan, itu bukan sekedar insting, tapi juga IMPIAN TERBESAR mereka. Yakni bertemu dengan sang Ksatria Berkuda yang akan membawa mereka bertualang ke negeri seberang.
Jadi jika pikiranmu adalah "Bagaimana saya deketin wanita?", Anda semenjak awal sudah menjadi pria yang tidak memimpin.
Dengan berpikir seperti itu, meliriknya dan mencari-cari topik yang tepat, Anda secara tidak sadar mengirimkan sinyal bahwa Anda tidak memiliki atribut kepemimpinan yang kuat.
Tidak kuat bagaimana maksudnya?
Jika Anda memulai dengan bertanya apakah dia sendirian atau menunggu teman, Anda sedang MENYERAHKAN OTORITAS kepadanya. Itu seolah-olah menyampaikan, "Kalo mo ngobrol ama gue, bilang aja lagi sendirian. Kalau engga, bilang lagi nunggu teman. Terserah elo mo yang mana, tapi kasih gue kesempatan lah.."
Jika Anda memulai dengan memuji kostum atau fisik, Anda secara langsung menyampaikan minat Anda padanya. Ini bukan tindakan yang tepat untuk dilakukan, apalagi jika dia adalah wanita cakep yang selalu MENDAPAT PUJIAN seperti itu tiap harinya.
Jika Anda memulai pembicaraan dengan makanan atau favoritnya yang lain, dia juga akan langsung merasa Anda BERSEDIA TENGGELAM ke dalam dunianya.
Ketiga strategi di atas adalah hasil elaborasi dari bagaimana cara mendekati seorang wanita. Ketiganya menggambarkan posisimu sebagai PENGEJAR. Anda membiarkan wanita tersebut selalu berada di depan Anda, sementara Anda berlari di belakangnya pontang-panting menyusun kalimat pembicaraan.
Bukan Anda yang memimpin wanita itu, justru DIA yang memimpin Anda. DIA yang membuatmu berkeringat dingin berpikir apakah Anda harus maju atau tidak. DIA yang menjadikan seluruh tubuh dan wajahmu menjadi tegang untuk alasan yang tidak jelas.
Saya berani bertaruh, hal-hal di atas sama sekali tidak mencerminkan sang Ksatria Berkuda yang dia tunggu-tunggu selama ini.
Itu yang saya maksud bahwa berpikir dengan cara itu tidak akan membuatmu memancarkan atribut seorang pemimpin.
Sekalipun Anda jago akting dan pintar menyembunyikan ketegangan, tapi tetap saja wanita adalah wanita adalah makhluk yang paling sensitif dalam hal menangkap sinyal dan bahasa tubuh. Jadi Anda bisa sangat yakin bahwa mereka bisa menerima sinyalmu dan langsung menutup dirinya bahkan sebelum Anda berhasil menyelesaikan kalimat pertama.
Anda membutuhkan FRAME YANG TEPAT agar dapat berhasil membuka hubungan dengan lancar. Ucapkan kalimat ini dengan lantang dan bersuara sekarang juga:
SAYA HARUS MEMIMPIN, BUKAN SEBALIKNYA.
Bagaimanakah frame berpikir seorang pemimpin?
Seorang pemimpin tidak akan berpikir bagaimana cara mendekati wanita. Dia tidak akan berkonsentrasi pada sang wanita atau atribut apapun yang dikenakannya. Dia juga tidak akan sudi mencari informasi tentang wanita itu.
Seorang pemimpin akan berpikir bagaimana membuat hidupnya jauh lebih baik, nyaman, dan menyenangkan. Dia akan begitu menikmati dunia yang dia geluti. Dia hanya haus akan informasi yang berhubungan dengan dunianya.
Seorang pemimpin tidak membutuhkan apa-apa SELAIN orang untuk dipimpin. Itu adalah frame yang kuat, frame yang memberikan pengaruh kepada wanita yang akan Anda ajak berbicara.
Anda harus membiasakan diri mengembangkan frame yang demikian dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat krusial bagi perkembangan hidupmu, khususnya dalam romance.
Frame yang berbeda akan menciptakan pertanyaan yang berbeda juga. Bukannya berpikir, "Gimana cara deketin?", Anda akan berada puluhan langkah di depan dengan otomatis berpikir, "Gimana cara KASIH DIA KESEMPATAN untuk tertarik ama gue?"
Pernahkah Anda berpikir seperti itu?
That's the position you want to have before and after approaching any girls!
Sekalipun Anda belum mendekatinya, tapi secara mental Anda sudah jauh memimpin dia. Anda tidak tenggelam dalam obyekmu. Anda akan berpikir, "Ya okelah dia gayanya asyik, cakep, and modis. But so what gitu lho? Taruhan dia ngga tau sedikitpun tentang bla bla bla.." dan Anda mulai menyebutkan sejumlah bidang yang Anda sangat kuasai.
Dengan posisi mental seperti itu, Anda akan mentransmisikan sinyal bahwa Anda adalah seseorang yang bernilai tinggi. Semua wanita yang masih berpikiran sehat akan dengan sangat senang hati untuk membuka diri jika Anda berangkat dari posisi demikian.
Sekalipun mereka tidak bisa membaca isi pikiranmu itu, mereka akan dapat membacanya dari bahasa tubuh dan ucapan yang Anda pakai saat membuka pembicaraan.
Bagi beberapa pria, membuka hubungan sama sekali bukan hal yang mudah, mala Anda membutuhkan semua bantuan agar bisa melewati proses tersebutdengan sedikit lebih mudah. Sekarang Anda tahu caranya: miliki frame yang kuat.
Bantu dirimu membantu dirinya menerima dirimu.
Frame tersebut akan menciptakanmu sebagai gambaran dari impian wanita-wanita. Jika Anda bertemu dengan figur yang Anda dambakan, bagaimana sikap dan perasaan saat itu? Nah sekarang bayangkan Andalah FIGUR IMPIAN itu dan Anda sedang memberi beberapa wanita kesempatan untuk mengenalmu, bagaimana sikap dan perasaan mereka?
Ini adalah pelajaran yang sangat powerful, saya tidak ingin Anda menyia-nyiakannya. Mulai detik ini, berjanjilah Anda akan mempraktekkan frame yang kuat setiap kali melihat wanita di luar sana, baik itu temanmu atau orang asing.
Itu akan membawamu pada proses berpikir yang jauh lebih menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pun akan penuh tantangan, daripada bernada depresi. Komitmen pada frame seperti ini pada akhirnya akan menjadikanmu pribadi yang lebih sukses dalam setiap aspek kehidupan, di dalamnya termasuk romance.
Mulai sekarang, miliki frame yang kuat, dan jadilah pemimpin!
Walaupun tingkat putus asanya berbeda-beda, kalau sudah sampai mengatur jadwal konsultasi dengan saya, biasanya itu berarti dia sudah mencoba seribu satu macam cara tanpa melihat keberhasilan yang diinginkan.
Bukan sekedar putus asa, tapi sampai kehabisan asa.
Sekarang saya mau Anda santai dan coba mengingat KEJADIAN SERUPA yang pernah atau sedang Anda alami.
Wanita yang dimaksud bisa tetangga, teman kuliah, staff ruangan sebelah, atasan manajerial di kantor, atau mungkin wanita asing yang baru sekali itu bertemu.
Salah satu cara adalah Anda memburu informasi tentang kesukaan wanita itu, misalnya makanan atau minuman favorit, supaya Anda bisa memulai pembicaraan itu dengannya. Cara lain juga bisa dengan cara pura-pura meminjam barangnya. Itu adalah cara jadul yang cuma berhasil di film-film Warkop DKI.
Kalau dia wanita asing, Anda mungkin akan melirik atribut fisik yang dia kenakan dan mencari bahan pembicaraan dari sana. Atau bisa juga Anda bertanya apakah dia sedang menunggu teman, lalu dilanjutkan dengan memuji sense of fashion. Cukup tipikal.
Masih banyak lagi cara lainnya, dan semua itu adalah macam-macam jawaban yang Anda dapatkan dari, "Gimana caranya supaya gue bisa deketin cewe ini?"
Hari ini Anda akan belajar tentang hal pentingnya mengajukan PERTANYAAN YANG BENAR untuk mendapatkan jawaban yang SESUAI dengan kebutuhanmu.
Tidak peduli betapa hebat atau manjurnya jawaban itu, jika Anda mengajukan pertanyaan yang SALAH, berarti Anda memulai dengan SALAH dan akan menyelesaikannya dengan SALAH juga.
Jawaban memang penting, tapi pertanyaan juga tidak kalah pentingnya, karena itu menggambarkan FRAME cara berpikirmu.
Frame adalah bingkai, perangkat, standar, atau modal pemikiran yang Anda miliki ketika menghadapi sesuatu.
Sekedar ilustrasi guyon, Anda pasti bisa merasakan perbedaan dalam kedua pertanyaan ini:
"Gimana caranya bisa dapetin cewe anu?"
"Gimana caranya bisa dapetin anu cewe?"
*ini space untuk tertawa*
Anda lihat sendiri, perbedaan letak minor saja bisa menghasilkan dua jawaban yang sangat berbeda.
Apalagi jika Anda mengajukan pertanyaan yang salah.
Nah, dalam konteks romance, "Bagaimana cara deketin wanita ini?" adalah pertanyaan yang salah. Ini mungkin satu faktor penting yang selalu membuatmu gagal memulai hubungan dengan wanita yang Anda ingini.
Kenapa? Karena pertanyaan itu tidak menempatkan Anda pada FRAME YANG SEHARUSNYA.
Coba Anda renungkan ini.
Wanita memiliki ketertarikan alamiah terhadap lawan jenis yang memiliki nilai tinggi, dan salah satu kriterianya adalah atribut kepemimpinan. Tanyakan pada wanita manapun, mereka pasti mengkonfirmasi desiran kimiawi misterius setiap kali melihat kalangan boss atau manajer di kantor
mereka.
Wanita itu mentally built untuk dipimpin. Jangan salah mengartikan bahwa wanita tidak bisa jadi pemimpin. No. Saya memiliki banyak teman wanita yang jauh lebih cakap dalam kepemimpinan dibandingkan rekan-rekan cowonya, dan itu adalah hal yang membanggakan.
Saya hanya mengatakan bahwa DALAM KONTEKS ROMANCE, wanita akan secara secara insting menyerahkan diri ke bawah pimpinan pria.
Bahkan, itu bukan sekedar insting, tapi juga IMPIAN TERBESAR mereka. Yakni bertemu dengan sang Ksatria Berkuda yang akan membawa mereka bertualang ke negeri seberang.
Jadi jika pikiranmu adalah "Bagaimana saya deketin wanita?", Anda semenjak awal sudah menjadi pria yang tidak memimpin.
Dengan berpikir seperti itu, meliriknya dan mencari-cari topik yang tepat, Anda secara tidak sadar mengirimkan sinyal bahwa Anda tidak memiliki atribut kepemimpinan yang kuat.
Tidak kuat bagaimana maksudnya?
Jika Anda memulai dengan bertanya apakah dia sendirian atau menunggu teman, Anda sedang MENYERAHKAN OTORITAS kepadanya. Itu seolah-olah menyampaikan, "Kalo mo ngobrol ama gue, bilang aja lagi sendirian. Kalau engga, bilang lagi nunggu teman. Terserah elo mo yang mana, tapi kasih gue kesempatan lah.."
Jika Anda memulai dengan memuji kostum atau fisik, Anda secara langsung menyampaikan minat Anda padanya. Ini bukan tindakan yang tepat untuk dilakukan, apalagi jika dia adalah wanita cakep yang selalu MENDAPAT PUJIAN seperti itu tiap harinya.
Jika Anda memulai pembicaraan dengan makanan atau favoritnya yang lain, dia juga akan langsung merasa Anda BERSEDIA TENGGELAM ke dalam dunianya.
Ketiga strategi di atas adalah hasil elaborasi dari bagaimana cara mendekati seorang wanita. Ketiganya menggambarkan posisimu sebagai PENGEJAR. Anda membiarkan wanita tersebut selalu berada di depan Anda, sementara Anda berlari di belakangnya pontang-panting menyusun kalimat pembicaraan.
Bukan Anda yang memimpin wanita itu, justru DIA yang memimpin Anda. DIA yang membuatmu berkeringat dingin berpikir apakah Anda harus maju atau tidak. DIA yang menjadikan seluruh tubuh dan wajahmu menjadi tegang untuk alasan yang tidak jelas.
Saya berani bertaruh, hal-hal di atas sama sekali tidak mencerminkan sang Ksatria Berkuda yang dia tunggu-tunggu selama ini.
Itu yang saya maksud bahwa berpikir dengan cara itu tidak akan membuatmu memancarkan atribut seorang pemimpin.
Sekalipun Anda jago akting dan pintar menyembunyikan ketegangan, tapi tetap saja wanita adalah wanita adalah makhluk yang paling sensitif dalam hal menangkap sinyal dan bahasa tubuh. Jadi Anda bisa sangat yakin bahwa mereka bisa menerima sinyalmu dan langsung menutup dirinya bahkan sebelum Anda berhasil menyelesaikan kalimat pertama.
Anda membutuhkan FRAME YANG TEPAT agar dapat berhasil membuka hubungan dengan lancar. Ucapkan kalimat ini dengan lantang dan bersuara sekarang juga:
SAYA HARUS MEMIMPIN, BUKAN SEBALIKNYA.
Bagaimanakah frame berpikir seorang pemimpin?
Seorang pemimpin tidak akan berpikir bagaimana cara mendekati wanita. Dia tidak akan berkonsentrasi pada sang wanita atau atribut apapun yang dikenakannya. Dia juga tidak akan sudi mencari informasi tentang wanita itu.
Seorang pemimpin akan berpikir bagaimana membuat hidupnya jauh lebih baik, nyaman, dan menyenangkan. Dia akan begitu menikmati dunia yang dia geluti. Dia hanya haus akan informasi yang berhubungan dengan dunianya.
Seorang pemimpin tidak membutuhkan apa-apa SELAIN orang untuk dipimpin. Itu adalah frame yang kuat, frame yang memberikan pengaruh kepada wanita yang akan Anda ajak berbicara.
Anda harus membiasakan diri mengembangkan frame yang demikian dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat krusial bagi perkembangan hidupmu, khususnya dalam romance.
Frame yang berbeda akan menciptakan pertanyaan yang berbeda juga. Bukannya berpikir, "Gimana cara deketin?", Anda akan berada puluhan langkah di depan dengan otomatis berpikir, "Gimana cara KASIH DIA KESEMPATAN untuk tertarik ama gue?"
Pernahkah Anda berpikir seperti itu?
That's the position you want to have before and after approaching any girls!
Sekalipun Anda belum mendekatinya, tapi secara mental Anda sudah jauh memimpin dia. Anda tidak tenggelam dalam obyekmu. Anda akan berpikir, "Ya okelah dia gayanya asyik, cakep, and modis. But so what gitu lho? Taruhan dia ngga tau sedikitpun tentang bla bla bla.." dan Anda mulai menyebutkan sejumlah bidang yang Anda sangat kuasai.
Dengan posisi mental seperti itu, Anda akan mentransmisikan sinyal bahwa Anda adalah seseorang yang bernilai tinggi. Semua wanita yang masih berpikiran sehat akan dengan sangat senang hati untuk membuka diri jika Anda berangkat dari posisi demikian.
Sekalipun mereka tidak bisa membaca isi pikiranmu itu, mereka akan dapat membacanya dari bahasa tubuh dan ucapan yang Anda pakai saat membuka pembicaraan.
Bagi beberapa pria, membuka hubungan sama sekali bukan hal yang mudah, mala Anda membutuhkan semua bantuan agar bisa melewati proses tersebutdengan sedikit lebih mudah. Sekarang Anda tahu caranya: miliki frame yang kuat.
Bantu dirimu membantu dirinya menerima dirimu.
Frame tersebut akan menciptakanmu sebagai gambaran dari impian wanita-wanita. Jika Anda bertemu dengan figur yang Anda dambakan, bagaimana sikap dan perasaan saat itu? Nah sekarang bayangkan Andalah FIGUR IMPIAN itu dan Anda sedang memberi beberapa wanita kesempatan untuk mengenalmu, bagaimana sikap dan perasaan mereka?
Ini adalah pelajaran yang sangat powerful, saya tidak ingin Anda menyia-nyiakannya. Mulai detik ini, berjanjilah Anda akan mempraktekkan frame yang kuat setiap kali melihat wanita di luar sana, baik itu temanmu atau orang asing.
Itu akan membawamu pada proses berpikir yang jauh lebih menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pun akan penuh tantangan, daripada bernada depresi. Komitmen pada frame seperti ini pada akhirnya akan menjadikanmu pribadi yang lebih sukses dalam setiap aspek kehidupan, di dalamnya termasuk romance.
Mulai sekarang, miliki frame yang kuat, dan jadilah pemimpin!
Mengejar atau Dikejar
Dalam ratusan konsultasi romance yang saya layani, semua sesi itu hampir selalu dimulai oleh si pria yang berkata lirih, "Gimana caranya supaya gue bisa deketin cewe ini?"
Walaupun tingkat putus asanya berbeda-beda, kalau sudah sampai mengatur jadwal konsultasi dengan saya, biasanya itu berarti dia sudah mencoba seribu satu macam cara tanpa melihat keberhasilan yang diinginkan.
Bukan sekedar putus asa, tapi sampai kehabisan asa.
Sekarang saya mau Anda santai dan coba mengingat KEJADIAN SERUPA yang pernah atau sedang Anda alami.
Wanita yang dimaksud bisa tetangga, teman kuliah, staff ruangan sebelah, atasan manajerial di kantor, atau mungkin wanita asing yang baru sekali itu bertemu.
Salah satu cara adalah Anda memburu informasi tentang kesukaan wanita itu, misalnya makanan atau minuman favorit, supaya Anda bisa memulai pembicaraan itu dengannya. Cara lain juga bisa dengan cara pura-pura meminjam barangnya. Itu adalah cara jadul yang cuma berhasil di film-film Warkop DKI.
Kalau dia wanita asing, Anda mungkin akan melirik atribut fisik yang dia kenakan dan mencari bahan pembicaraan dari sana. Atau bisa juga Anda bertanya apakah dia sedang menunggu teman, lalu dilanjutkan dengan memuji sense of fashion. Cukup tipikal.
Masih banyak lagi cara lainnya, dan semua itu adalah macam-macam jawaban yang Anda dapatkan dari, "Gimana caranya supaya gue bisa deketin cewe ini?"
Hari ini Anda akan belajar tentang hal pentingnya mengajukan PERTANYAAN YANG BENAR untuk mendapatkan jawaban yang SESUAI dengan kebutuhanmu.
Tidak peduli betapa hebat atau manjurnya jawaban itu, jika Anda mengajukan pertanyaan yang SALAH, berarti Anda memulai dengan SALAH dan akan menyelesaikannya dengan SALAH juga.
Jawaban memang penting, tapi pertanyaan juga tidak kalah pentingnya, karena itu menggambarkan FRAME cara berpikirmu.
Frame adalah bingkai, perangkat, standar, atau modal pemikiran yang Anda miliki ketika menghadapi sesuatu.
Sekedar ilustrasi guyon, Anda pasti bisa merasakan perbedaan dalam kedua pertanyaan ini:
"Gimana caranya bisa dapetin cewe anu?"
"Gimana caranya bisa dapetin anu cewe?"
*ini space untuk tertawa*
Anda lihat sendiri, perbedaan letak minor saja bisa menghasilkan dua jawaban yang sangat berbeda.
Apalagi jika Anda mengajukan pertanyaan yang salah.
Nah, dalam konteks romance, "Bagaimana cara deketin wanita ini?" adalah pertanyaan yang salah. Ini mungkin satu faktor penting yang selalu membuatmu gagal memulai hubungan dengan wanita yang Anda ingini.
Kenapa? Karena pertanyaan itu tidak menempatkan Anda pada FRAME YANG SEHARUSNYA.
Coba Anda renungkan ini.
Wanita memiliki ketertarikan alamiah terhadap lawan jenis yang memiliki nilai tinggi, dan salah satu kriterianya adalah atribut kepemimpinan. Tanyakan pada wanita manapun, mereka pasti mengkonfirmasi desiran kimiawi misterius setiap kali melihat kalangan boss atau manajer di kantor
mereka.
Wanita itu mentally built untuk dipimpin. Jangan salah mengartikan bahwa wanita tidak bisa jadi pemimpin. No. Saya memiliki banyak teman wanita yang jauh lebih cakap dalam kepemimpinan dibandingkan rekan-rekan cowonya, dan itu adalah hal yang membanggakan.
Saya hanya mengatakan bahwa DALAM KONTEKS ROMANCE, wanita akan secara secara insting menyerahkan diri ke bawah pimpinan pria.
Bahkan, itu bukan sekedar insting, tapi juga IMPIAN TERBESAR mereka. Yakni bertemu dengan sang Ksatria Berkuda yang akan membawa mereka bertualang ke negeri seberang.
Jadi jika pikiranmu adalah "Bagaimana saya deketin wanita?", Anda semenjak awal sudah menjadi pria yang tidak memimpin.
Dengan berpikir seperti itu, meliriknya dan mencari-cari topik yang tepat, Anda secara tidak sadar mengirimkan sinyal bahwa Anda tidak memiliki atribut kepemimpinan yang kuat.
Tidak kuat bagaimana maksudnya?
Jika Anda memulai dengan bertanya apakah dia sendirian atau menunggu teman, Anda sedang MENYERAHKAN OTORITAS kepadanya. Itu seolah-olah menyampaikan, "Kalo mo ngobrol ama gue, bilang aja lagi sendirian. Kalau engga, bilang lagi nunggu teman. Terserah elo mo yang mana, tapi kasih gue kesempatan lah.."
Jika Anda memulai dengan memuji kostum atau fisik, Anda secara langsung menyampaikan minat Anda padanya. Ini bukan tindakan yang tepat untuk dilakukan, apalagi jika dia adalah wanita cakep yang selalu MENDAPAT PUJIAN seperti itu tiap harinya.
Jika Anda memulai pembicaraan dengan makanan atau favoritnya yang lain, dia juga akan langsung merasa Anda BERSEDIA TENGGELAM ke dalam dunianya.
Ketiga strategi di atas adalah hasil elaborasi dari bagaimana cara mendekati seorang wanita. Ketiganya menggambarkan posisimu sebagai PENGEJAR. Anda membiarkan wanita tersebut selalu berada di depan Anda, sementara Anda berlari di belakangnya pontang-panting menyusun kalimat pembicaraan.
Bukan Anda yang memimpin wanita itu, justru DIA yang memimpin Anda. DIA yang membuatmu berkeringat dingin berpikir apakah Anda harus maju atau tidak. DIA yang menjadikan seluruh tubuh dan wajahmu menjadi tegang untuk alasan yang tidak jelas.
Saya berani bertaruh, hal-hal di atas sama sekali tidak mencerminkan sang Ksatria Berkuda yang dia tunggu-tunggu selama ini.
Itu yang saya maksud bahwa berpikir dengan cara itu tidak akan membuatmu memancarkan atribut seorang pemimpin.
Sekalipun Anda jago akting dan pintar menyembunyikan ketegangan, tapi tetap saja wanita adalah wanita adalah makhluk yang paling sensitif dalam hal menangkap sinyal dan bahasa tubuh. Jadi Anda bisa sangat yakin bahwa mereka bisa menerima sinyalmu dan langsung menutup dirinya bahkan sebelum Anda berhasil menyelesaikan kalimat pertama.
Anda membutuhkan FRAME YANG TEPAT agar dapat berhasil membuka hubungan dengan lancar. Ucapkan kalimat ini dengan lantang dan bersuara sekarang juga:
SAYA HARUS MEMIMPIN, BUKAN SEBALIKNYA.
Bagaimanakah frame berpikir seorang pemimpin?
Seorang pemimpin tidak akan berpikir bagaimana cara mendekati wanita. Dia tidak akan berkonsentrasi pada sang wanita atau atribut apapun yang dikenakannya. Dia juga tidak akan sudi mencari informasi tentang wanita itu.
Seorang pemimpin akan berpikir bagaimana membuat hidupnya jauh lebih baik, nyaman, dan menyenangkan. Dia akan begitu menikmati dunia yang dia geluti. Dia hanya haus akan informasi yang berhubungan dengan dunianya.
Seorang pemimpin tidak membutuhkan apa-apa SELAIN orang untuk dipimpin. Itu adalah frame yang kuat, frame yang memberikan pengaruh kepada wanita yang akan Anda ajak berbicara.
Anda harus membiasakan diri mengembangkan frame yang demikian dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat krusial bagi perkembangan hidupmu, khususnya dalam romance.
Frame yang berbeda akan menciptakan pertanyaan yang berbeda juga. Bukannya berpikir, "Gimana cara deketin?", Anda akan berada puluhan langkah di depan dengan otomatis berpikir, "Gimana cara KASIH DIA KESEMPATAN untuk tertarik ama gue?"
Pernahkah Anda berpikir seperti itu?
That's the position you want to have before and after approaching any girls!
Sekalipun Anda belum mendekatinya, tapi secara mental Anda sudah jauh memimpin dia. Anda tidak tenggelam dalam obyekmu. Anda akan berpikir, "Ya okelah dia gayanya asyik, cakep, and modis. But so what gitu lho? Taruhan dia ngga tau sedikitpun tentang bla bla bla.." dan Anda mulai menyebutkan sejumlah bidang yang Anda sangat kuasai.
Dengan posisi mental seperti itu, Anda akan mentransmisikan sinyal bahwa Anda adalah seseorang yang bernilai tinggi. Semua wanita yang masih berpikiran sehat akan dengan sangat senang hati untuk membuka diri jika Anda berangkat dari posisi demikian.
Sekalipun mereka tidak bisa membaca isi pikiranmu itu, mereka akan dapat membacanya dari bahasa tubuh dan ucapan yang Anda pakai saat membuka pembicaraan.
Bagi beberapa pria, membuka hubungan sama sekali bukan hal yang mudah, mala Anda membutuhkan semua bantuan agar bisa melewati proses tersebutdengan sedikit lebih mudah. Sekarang Anda tahu caranya: miliki frame yang kuat.
Bantu dirimu membantu dirinya menerima dirimu.
Frame tersebut akan menciptakanmu sebagai gambaran dari impian wanita-wanita. Jika Anda bertemu dengan figur yang Anda dambakan, bagaimana sikap dan perasaan saat itu? Nah sekarang bayangkan Andalah FIGUR IMPIAN itu dan Anda sedang memberi beberapa wanita kesempatan untuk mengenalmu, bagaimana sikap dan perasaan mereka?
Ini adalah pelajaran yang sangat powerful, saya tidak ingin Anda menyia-nyiakannya. Mulai detik ini, berjanjilah Anda akan mempraktekkan frame yang kuat setiap kali melihat wanita di luar sana, baik itu temanmu atau orang asing.
Itu akan membawamu pada proses berpikir yang jauh lebih menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pun akan penuh tantangan, daripada bernada depresi. Komitmen pada frame seperti ini pada akhirnya akan menjadikanmu pribadi yang lebih sukses dalam setiap aspek kehidupan, di dalamnya termasuk romance.
Mulai sekarang, miliki frame yang kuat, dan jadilah pemimpin!
Walaupun tingkat putus asanya berbeda-beda, kalau sudah sampai mengatur jadwal konsultasi dengan saya, biasanya itu berarti dia sudah mencoba seribu satu macam cara tanpa melihat keberhasilan yang diinginkan.
Bukan sekedar putus asa, tapi sampai kehabisan asa.
Sekarang saya mau Anda santai dan coba mengingat KEJADIAN SERUPA yang pernah atau sedang Anda alami.
Wanita yang dimaksud bisa tetangga, teman kuliah, staff ruangan sebelah, atasan manajerial di kantor, atau mungkin wanita asing yang baru sekali itu bertemu.
Salah satu cara adalah Anda memburu informasi tentang kesukaan wanita itu, misalnya makanan atau minuman favorit, supaya Anda bisa memulai pembicaraan itu dengannya. Cara lain juga bisa dengan cara pura-pura meminjam barangnya. Itu adalah cara jadul yang cuma berhasil di film-film Warkop DKI.
Kalau dia wanita asing, Anda mungkin akan melirik atribut fisik yang dia kenakan dan mencari bahan pembicaraan dari sana. Atau bisa juga Anda bertanya apakah dia sedang menunggu teman, lalu dilanjutkan dengan memuji sense of fashion. Cukup tipikal.
Masih banyak lagi cara lainnya, dan semua itu adalah macam-macam jawaban yang Anda dapatkan dari, "Gimana caranya supaya gue bisa deketin cewe ini?"
Hari ini Anda akan belajar tentang hal pentingnya mengajukan PERTANYAAN YANG BENAR untuk mendapatkan jawaban yang SESUAI dengan kebutuhanmu.
Tidak peduli betapa hebat atau manjurnya jawaban itu, jika Anda mengajukan pertanyaan yang SALAH, berarti Anda memulai dengan SALAH dan akan menyelesaikannya dengan SALAH juga.
Jawaban memang penting, tapi pertanyaan juga tidak kalah pentingnya, karena itu menggambarkan FRAME cara berpikirmu.
Frame adalah bingkai, perangkat, standar, atau modal pemikiran yang Anda miliki ketika menghadapi sesuatu.
Sekedar ilustrasi guyon, Anda pasti bisa merasakan perbedaan dalam kedua pertanyaan ini:
"Gimana caranya bisa dapetin cewe anu?"
"Gimana caranya bisa dapetin anu cewe?"
*ini space untuk tertawa*
Anda lihat sendiri, perbedaan letak minor saja bisa menghasilkan dua jawaban yang sangat berbeda.
Apalagi jika Anda mengajukan pertanyaan yang salah.
Nah, dalam konteks romance, "Bagaimana cara deketin wanita ini?" adalah pertanyaan yang salah. Ini mungkin satu faktor penting yang selalu membuatmu gagal memulai hubungan dengan wanita yang Anda ingini.
Kenapa? Karena pertanyaan itu tidak menempatkan Anda pada FRAME YANG SEHARUSNYA.
Coba Anda renungkan ini.
Wanita memiliki ketertarikan alamiah terhadap lawan jenis yang memiliki nilai tinggi, dan salah satu kriterianya adalah atribut kepemimpinan. Tanyakan pada wanita manapun, mereka pasti mengkonfirmasi desiran kimiawi misterius setiap kali melihat kalangan boss atau manajer di kantor
mereka.
Wanita itu mentally built untuk dipimpin. Jangan salah mengartikan bahwa wanita tidak bisa jadi pemimpin. No. Saya memiliki banyak teman wanita yang jauh lebih cakap dalam kepemimpinan dibandingkan rekan-rekan cowonya, dan itu adalah hal yang membanggakan.
Saya hanya mengatakan bahwa DALAM KONTEKS ROMANCE, wanita akan secara secara insting menyerahkan diri ke bawah pimpinan pria.
Bahkan, itu bukan sekedar insting, tapi juga IMPIAN TERBESAR mereka. Yakni bertemu dengan sang Ksatria Berkuda yang akan membawa mereka bertualang ke negeri seberang.
Jadi jika pikiranmu adalah "Bagaimana saya deketin wanita?", Anda semenjak awal sudah menjadi pria yang tidak memimpin.
Dengan berpikir seperti itu, meliriknya dan mencari-cari topik yang tepat, Anda secara tidak sadar mengirimkan sinyal bahwa Anda tidak memiliki atribut kepemimpinan yang kuat.
Tidak kuat bagaimana maksudnya?
Jika Anda memulai dengan bertanya apakah dia sendirian atau menunggu teman, Anda sedang MENYERAHKAN OTORITAS kepadanya. Itu seolah-olah menyampaikan, "Kalo mo ngobrol ama gue, bilang aja lagi sendirian. Kalau engga, bilang lagi nunggu teman. Terserah elo mo yang mana, tapi kasih gue kesempatan lah.."
Jika Anda memulai dengan memuji kostum atau fisik, Anda secara langsung menyampaikan minat Anda padanya. Ini bukan tindakan yang tepat untuk dilakukan, apalagi jika dia adalah wanita cakep yang selalu MENDAPAT PUJIAN seperti itu tiap harinya.
Jika Anda memulai pembicaraan dengan makanan atau favoritnya yang lain, dia juga akan langsung merasa Anda BERSEDIA TENGGELAM ke dalam dunianya.
Ketiga strategi di atas adalah hasil elaborasi dari bagaimana cara mendekati seorang wanita. Ketiganya menggambarkan posisimu sebagai PENGEJAR. Anda membiarkan wanita tersebut selalu berada di depan Anda, sementara Anda berlari di belakangnya pontang-panting menyusun kalimat pembicaraan.
Bukan Anda yang memimpin wanita itu, justru DIA yang memimpin Anda. DIA yang membuatmu berkeringat dingin berpikir apakah Anda harus maju atau tidak. DIA yang menjadikan seluruh tubuh dan wajahmu menjadi tegang untuk alasan yang tidak jelas.
Saya berani bertaruh, hal-hal di atas sama sekali tidak mencerminkan sang Ksatria Berkuda yang dia tunggu-tunggu selama ini.
Itu yang saya maksud bahwa berpikir dengan cara itu tidak akan membuatmu memancarkan atribut seorang pemimpin.
Sekalipun Anda jago akting dan pintar menyembunyikan ketegangan, tapi tetap saja wanita adalah wanita adalah makhluk yang paling sensitif dalam hal menangkap sinyal dan bahasa tubuh. Jadi Anda bisa sangat yakin bahwa mereka bisa menerima sinyalmu dan langsung menutup dirinya bahkan sebelum Anda berhasil menyelesaikan kalimat pertama.
Anda membutuhkan FRAME YANG TEPAT agar dapat berhasil membuka hubungan dengan lancar. Ucapkan kalimat ini dengan lantang dan bersuara sekarang juga:
SAYA HARUS MEMIMPIN, BUKAN SEBALIKNYA.
Bagaimanakah frame berpikir seorang pemimpin?
Seorang pemimpin tidak akan berpikir bagaimana cara mendekati wanita. Dia tidak akan berkonsentrasi pada sang wanita atau atribut apapun yang dikenakannya. Dia juga tidak akan sudi mencari informasi tentang wanita itu.
Seorang pemimpin akan berpikir bagaimana membuat hidupnya jauh lebih baik, nyaman, dan menyenangkan. Dia akan begitu menikmati dunia yang dia geluti. Dia hanya haus akan informasi yang berhubungan dengan dunianya.
Seorang pemimpin tidak membutuhkan apa-apa SELAIN orang untuk dipimpin. Itu adalah frame yang kuat, frame yang memberikan pengaruh kepada wanita yang akan Anda ajak berbicara.
Anda harus membiasakan diri mengembangkan frame yang demikian dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat krusial bagi perkembangan hidupmu, khususnya dalam romance.
Frame yang berbeda akan menciptakan pertanyaan yang berbeda juga. Bukannya berpikir, "Gimana cara deketin?", Anda akan berada puluhan langkah di depan dengan otomatis berpikir, "Gimana cara KASIH DIA KESEMPATAN untuk tertarik ama gue?"
Pernahkah Anda berpikir seperti itu?
That's the position you want to have before and after approaching any girls!
Sekalipun Anda belum mendekatinya, tapi secara mental Anda sudah jauh memimpin dia. Anda tidak tenggelam dalam obyekmu. Anda akan berpikir, "Ya okelah dia gayanya asyik, cakep, and modis. But so what gitu lho? Taruhan dia ngga tau sedikitpun tentang bla bla bla.." dan Anda mulai menyebutkan sejumlah bidang yang Anda sangat kuasai.
Dengan posisi mental seperti itu, Anda akan mentransmisikan sinyal bahwa Anda adalah seseorang yang bernilai tinggi. Semua wanita yang masih berpikiran sehat akan dengan sangat senang hati untuk membuka diri jika Anda berangkat dari posisi demikian.
Sekalipun mereka tidak bisa membaca isi pikiranmu itu, mereka akan dapat membacanya dari bahasa tubuh dan ucapan yang Anda pakai saat membuka pembicaraan.
Bagi beberapa pria, membuka hubungan sama sekali bukan hal yang mudah, mala Anda membutuhkan semua bantuan agar bisa melewati proses tersebutdengan sedikit lebih mudah. Sekarang Anda tahu caranya: miliki frame yang kuat.
Bantu dirimu membantu dirinya menerima dirimu.
Frame tersebut akan menciptakanmu sebagai gambaran dari impian wanita-wanita. Jika Anda bertemu dengan figur yang Anda dambakan, bagaimana sikap dan perasaan saat itu? Nah sekarang bayangkan Andalah FIGUR IMPIAN itu dan Anda sedang memberi beberapa wanita kesempatan untuk mengenalmu, bagaimana sikap dan perasaan mereka?
Ini adalah pelajaran yang sangat powerful, saya tidak ingin Anda menyia-nyiakannya. Mulai detik ini, berjanjilah Anda akan mempraktekkan frame yang kuat setiap kali melihat wanita di luar sana, baik itu temanmu atau orang asing.
Itu akan membawamu pada proses berpikir yang jauh lebih menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pun akan penuh tantangan, daripada bernada depresi. Komitmen pada frame seperti ini pada akhirnya akan menjadikanmu pribadi yang lebih sukses dalam setiap aspek kehidupan, di dalamnya termasuk romance.
Mulai sekarang, miliki frame yang kuat, dan jadilah pemimpin!
Langganan:
Postingan (Atom)