Sudah? Hal tersebut harus Anda lakukan agar dinamika social yang saya bagikan kepada Anda dapat memberikan hasilnya secara maksimal. Mari kita mulai
Anda mungkin terkejut melihat judul yang sangat mengundang perdebatan ini, begitu pula dengan saya ketika mengetik judul tersebut.
Sebuah disclaimer yang digunakan hampir setiap wanita untuk memarahi pasangannya ketika sang pria tidak ingin mengorbankan sesuatu demi diri sang wanita. Saya sangat tergelitik untuk membahasnya dari kulit luar (walaupun ini bukan inti bahasannya).
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa cinta atau hubungan in-relationship itu membutuhkan 2 orang, it takes two to tango, seharusnya baik pria maupun wanita melakukannya demi pasangannya.
Saya tidak akan menyangkal bahwa wanita sudah berkorban juga. Wanita merasa berkorban apabila mereka harus pergi bersama pacarnya walaupun tadinya dia diajak oleh teman-temannya pergi shopping, dan ia juga merasa telah berkorban untuk tidak keluar malam apabila tidak diperbolehkan oleh pacarnya.
Namun bila sang pria melakukan hal yang sama atau menuruti setiap larangan kekasihnya, di mata wanita hal tersebut BUKANLAH sebuah pengorbanan dari sisi pria. Bahkan ketika Anda mengantar jemput sang wanita dengan cukup rutin, hal itu juga sering kali tidak disebut sebagai pengorbanan!
Hal-hal tersebut di lihat wanita sebagai KEWAJIBAN pria! Hal yang aneh, bukan?
Sedikit bahasan untuk masuk ke topik yang sebenarnya.
Di atas saya mengatakan bahwa pengorbanan/melakukan sesuatu demi pasangannya adalah hal normal. Ya, benar itu adalah normal apabila Anda lakukan untuk PASANGAN ANDA!
Anggukan kepala Anda apabila Anda mengerti. Apabila belum, baca lagi mulai dari paragraf ke-3.
Memulai cinta atau hubungan seharusnya dimulai dengan saling mengenal satu sama lain, namun yang dilakukan malah sebaliknya. Baik pria maupun wanita yang sedang tertarik dengan seseorang akan berusaha melakukan semua yang diinginkan oleh orang yang disukainya (baca: gebetan).
Dengan kata lain, Anda tidak menjadi diri Anda sendiri ketika sedang PDKT. Anda berusaha memberikan pelayanan dan image terbaik tentang diri Anda untuk sang gebetan.
Sebuah cerita yang seringkali saya dengar, dan pernah saya lakukan dahulu (saya adalah alumni HSEW X, jadi jelas sekali saya pernah melakukan hal bodoh tersebut).
Seperti yang terjadi baru-baru ini, salah satu teman saya sedang melakukan PDKT pada seorang wanita yang sudah dikenalnya cukup lama. Wanita tersebut berada dalam lingkaran sosialnya, yang berarti sang wanita sudah termasuk dalam kelompok pertemanan pria itu. Teman saya itu berusaha selalu bersedia dan siap untuk menjemput sang wanita, maupun mengantarnya pulang ketika mereka pergi hang-out.
Belum lagi ditambah dengan berusaha bersikap lucu, dan mencari perhatian wanita tersebut.
Anggukan kepala Anda apabila Anda pernah melakukannya!
Begitu pula dengan wanita, saya mengenal seorang wanita yang menarik, tinggi, putih, berparas cantik, dan fashionable, serta sepertinya memiliki kepribadian yang baik di mata saya. Kita beri dia inisial V. Sejak hari pertama saya berkenalan dengannya dan bertukar nomor handphone, saya tahu bahwa saya dan dia tertarik satu sama lain.
Pendek cerita, hubungan saya dan V semakin dekat. Dia memberitahu saya bahwa dia putus dengan pacarnya saat itu (saya tidak mengetahui bahwa dia sedang menjalani hubungan dengan seseorang, dan saya pun memang tidak berusaha mencari tahu). Setelah itu dia jadi lebih sering menghubungi saya dan kita pergi berpetualang dengan alumni dan instruktur lainnya.
V mulai menunjukkan tanda-tanda untuk melanjutkan hubungan ini lebih dari sekedar teman dekat dan gebetan, namun karena waktu itu saya harus pulang ke daerah untuk mengadakan sebuah event berskala nasional. Jadi saya menunda 'status' itu.
Ternyata begitu saya tiba di sana, saya harus merombak semua susunan acara, logistik, dan akomodasi. Itu menyebabkan saya sangat luar biasa sibuk. Sedangkan di saat yang bersamaan, V memaksa untuk merapikan kamar saya dan membersihkannya ketika saya pergi (nilai yang sangat bagus dimata saya).
Namun karena terlalu sibuk melakukan semua pekerjaan yang harus saya kerjaan. Diapun sangat kesulitan untuk menghubungi saya. Dan dia mengatakan kangen dan sedih.
Ketika saya kembali lagi ke Jakarta dengan sebuah janji dalam diri saya, bahwa saya akan menemani V sepenuhnya dan melewati hari-hari yang menyenangkan. Tapi ternyata dia sudah memiliki perilaku yang cukup berbeda. Dan akhirnya dia mengaku bahwa SEMUA HAL YANG DIA LAKUKAN ITU KARENA DIA SEDANG PDKT.
PPPPUUUUUFFFFTTTTTT!!! Semua perasaan sayang, suka, bersalah, HILANG digantikan dengan perasaan LEGA karena saya hampir salah dalam memilih partner saya.
Dapatkah Anda membayangkan bahwa ketika wanita begitu baik dan perhatian terhadap Anda, itu sebenarnya ternyata hanya untuk menimbulkan rasa suka dalam diri Anda. Dapatkah Anda bayangkan bahwa Anda akan berpacaran dengan orang yang berbeda sikapnya dari sewaktu masa-masa PDKT.
Yang ideal adalah apabila dalam hubungan Anda dan pasangan Anda menjadi justru malah bersikap lebih baik dan lebih perhatian satu sama lain, daripada ketika masa-masa PDKT. Namun kebanyakan yang terjadi adalah sebaliknya. Dan dinamika hubungan yang terjadi akan menjadi kacau. Mulai adanya perselingkuhan, tidak lagi saling peduli, dll.
Dari kedua cerita diatas dapat Anda ketahui bahwa ketika Anda melakukan pengorbanan di awal, bahkan sebelum hubungan itu terjadi hanya akan membawa itu kedua arah:
- Hancur saat itu juga, karena itu jelas menunjukkan bahwa Anda NGAREP! Soal ngarep tidak akan saya bahas disini karena sudah di bahas di begitu banyak artikel lainnya.
- Hancur di kemudian hari, baik bentuknya adalah putus ataupun jenis hubungan yang tidak berkualitas dan berantakan.
Maka ketika Anda berdua menjalani hubungan pacaran, sang wanita akan mengharapkan lebih karena dia sekarang adalah pacar Anda. Pengorbanan Anda harus lebih besar dari pada sewaktu masih PDKT. Ketika Anda sudah habis-habisan di masa PDKT, APALAGI YANG AKAN ANDA KORBANKAN KETIKA PACARAN?
Akhirnya harga diri Anda pun dikorbankan.
Lanjutkan ke paragraf berikutnya hanya jika Anda sudah mengerti apa yang saya tuliskan di atas.
Sampai saat ini saya hanya menemukan 2 cara terbaik untuk menghindari 2 kehancuran di atas.
- Bersikaplah seperti biasa ketika bertemu dengan wanita, lakukan padanya hal-hal yang juga Anda lakukan pada orang lain. Dengan kata lain: biasa saja, jangan berlebihan!
- Mulailah berinvestasi untuk diri Anda. Kalau selama ini Anda rela berkorban untuk para wanita yang nantinya akan pergi dari hidup Anda, kenapa Anda tidak mau berinvestasi untuk diri Anda sendiri yang akan selalu menemani Anda sampai liang kubur?
Apakah Anda ingin berkorban atau berinvestasi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar