Angka indeks dapat sebagai indikator yang penting untuk menentukan kebijakan apa yang harus diambil oleh pemerintah guna mengatasi permasalahan dalam perekonomian. Misalnya, dengan mengetahui perkembangan produksi suatu produk tahun sekarang dibandingkan produksi tahun yang lalu atau perkembangan penduduk tahun sekarang dibandingkan tahun yang lalu, maka pemerintah akan dapat mengambil kebijakan untuk mengembangkan produksi produk tersebut dan mengatasi pertumbuhan penduduk yang terlau cepat.
Dalam menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu disebut sebagai tahun dasar (base periods atau base year), yaitu waktu atau tahun yang dijadikan dasar untuk menentukan perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu atau tahun pembanding. Penentuan tahun dasar untuk menghitung angka indeks perlu memperhatikan tiga faktor, yaitu: a) Tahun dasar hendaknya dipilih pada waktu kondisi perekonomian yang relatif stabil; b) Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak terlalu jauh; dan c) Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan kejadian-kejadian penting, misalnya tahun pada saat terjadinya kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan lain-lain.
Indeks Tidak Tertimbang : Metode angka indeks tidak tertimbang digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu harga, yaitu terfokus hanya pada harga dan tidak mempertimbangkan kuantitasnya. Metode angka indeks tertimbang dibagi menjadi tiga, yaitu :
Angka Indeks Relatif, yaitu untuk mengukur perbedaan “satu” macam nilai/harga/ kualitasnya saja dalam waktu yang berbeda.
Angka Indeks Aggregate Sederhana, yaitu membandingkan jumlah dari harga-harga barang persatuan untuk tiap-tiap tahun. Rumus yang digunakan adalah : I = (ΣPn/ΣPo) x 100%. Keterangan : I = Angka Indeks; Pn = Jumlah harga tahun yang dicari indeksnya; dan Po = Jumlah harga tahun dasar
Angka Indeks Rata-Rata Relatif, yaitu dimulai dengan mencari angka relatif dari masing-masing barang dan kemudian dicari rata-rata dari angka relatif tersebut. Rumus yang digunakan adalah : I = [(Σ(Pn/Po) x 100%) / (k)]. Keterangan : I = Angka Indeks; Pn = Jumlah harga tahun yang dicari indeksnya; Po = Jumlah harga tahun dasar; dan k = Jumlah barang.
Contoh :
Angka Indeks Relatif : Perkembangan Harga Beras
Tahun
|
Harga per kg
|
Penghitungan
|
Indeks
|
1998
|
Rp. 2.500
|
sebagai tahun dasar
|
100 %
|
1999
|
Rp. 2.750
|
(2.750 / 2.500) x 100 %
|
110 %
|
2000
|
Rp. 2.900
|
(2.900 / 2.500) x 100 %
|
116 %
|
2001
|
Rp. 3.000
|
(3.000 / 2.500) x 100 %
|
120 %
|
2002
|
Rp. 3.100
|
(3.100 / 2.500) x 100 %
|
124 %
|
Angka Indeks Aggregate Sederhana : Perkembangan Harga Komoditi
Komoditi
|
Harga 2001
|
Harga 2002
|
Indeks 2002
|
A
|
2.000
|
2.100
|
I = (7.650/7.300) x 100%
= 104,79%
|
B
|
1.500
|
1.750
| |
C
|
2.000
|
1.900
| |
D
|
1.800
|
1.900
| |
JUMLAH
|
7.300
|
7.650
|
Angka Indeks Rata-Rata Relatif : Perkembangan Harga Komoditi
Komoditi
|
Harga 2001
|
Harga 2002
|
Indek per komoditi
|
A
|
2.000
|
2.100
|
(2.100 / 2.000) x 100% = 105 %
|
B
|
1.500
|
1.750
|
(1.750 / 1.500) x 100% = 116,67 %
|
C
|
2.000
|
1.900
|
(1.900 / 2.000) x 100% = 95 %
|
D
|
1.800
|
1.900
|
(1.900 / 1.800) x 100% = 105,56 %
|
JUMLAH
|
422,23 %
|
Indeks
rata-rata relatif tahun 2002 sebesar 422,23% / 4 = 105,56%. Dengan
menggunakan angka indeks rata-rata relatif, pada tahun 2002 terjadi
kenaikan harga komoditi A, B, C dan D sebesar 5,56% dibandingkan tahun
tahun 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar